100kpj – Sebelum pasar roda dua dikuasai skuter matik, masyarakat Indonesia pernah menggandrungi motor jenis bebek. Tampilannya yang ramping, ditambah konsumsi bahan bakar yang irit ditenggarai menjadi alasan, mengapa tunggangan itu sempat populer di zamannya.
Maski beberapa pabrikan telah menyuntik mati bebeknya, terhitung masih ada beberapa nama yang bertahan hingga kini. Salah satunya, sang legenda sekaligus raja jalanan, Honda Supra Series.
Semua orang yang pernah memiliki sepeda motor, pasti mengenal nama Supra. Perjalanannya di pasar otomotif Indonesia terbilang panjang. Dari yang semula menggunakan embel-embel Astrea, hingga sekarang bermesin 150cc.
Nah, untuk mengembalikan ingatan kita semua tentang motor legendaris ini, berikut 100KPJ hadirkan kilas baliknya dari masa ke masa:
Honda Astrea Supra
Astrea Supra merupakan generasi pertama keluarga Supra yang meluncur tahun 1997. Tunggangan ini memiliki tubuh ramping dengan tampilan yang ringkas dan terkesan apa adanya.
Selain itu, kuda besi bermesin 97cc SOHC itu juga menjadi model lanjutan dari Astrea Grand yang muncul terlebih dahulu. Maka tak heran jika embel-embel ‘Astrea’ belum dihilangkan pabrikan.
Honda Astrea Supra X
Memasuki era milenium—sekira tahun 2001, Honda mengambil langkah progresif dengan meluncurkan Astrea Supra X.
Sebenarnya, soal performa, motor ini masih menggendong mesin yang sama dengan pendahulunya. Namun di beberapa bagian, Astrea Supra X mendapat penyegaran. Utamanya, di bagian pengeraman yang sudah menggunakan jenis cakram.
Honda Supra Fit
Di tahun 2004, Honda resmi melepas embel-embel ‘Astrea’ di keluarga Supra-nya. Hal itu ditandai dengan kehadiran Supra Fit yang merupakan produk downgrade dari varian X.
Selang setahun kemudian, Honda Supra FIT R diluncurkan, yang hadir lebih sporty berkat velg racing. Di masanya, motor ini terbilang laris bagai kacang goreng.
Honda Supra X 125
Di generasi inilah, boleh dibilang, Supra mengalami perubahan paling signifikan. Setelah bertahan selama tujuh tahun menggunakan mesin 100cc, Honda coba meningkatkan kapasitasnya menjadi 125cc.
Supra X 125 merupakan keluarga Supra yang paling sering mengalami pembaruan. Mulai dari varian D yang berarti standar, kemudian Racing (R), dan terakhir Helm-in.
Di saat yang bersamaan, Honda juga mulai mengenalkan teknologi PGM-FI yang diklaim lebih hemat bahan bakar, dan masih digunakan hingga sekarang.
Honda Supra GTR
Tak puas dengan mesin 125cc, Honda kembali meningkatkan kapasitasnya menjadi 150cc. Selain pada mesin, pembaruan total juga menyentuh bagian bodi. Supra GTR tak lagi membawa perawakkan ramping dan aerodinamis, melainkan lebih besar dengan sudut bodi meruncing tajam.
Di bagian jantung pacu, Supra GTR 150 menggendong mesin 4-stroke, DOHC, 4 katup, 149,16cc, PGM-FI. Motor ini diklaim mampu memuntahkan tenaga puncak 12 kW pada putaran 9.000 rpm.
Soal harga, motor yang diklaim menjadi pesaing Yamaha MX King itu dibanderol senilai Rp22,5 juta, on the road Jakarta. (re2)