100KPJ

Setujukah Warga Malaysia Kalau Gojek Masuk, Jawabannya Mengejutkan

Share :

100kpj – Kabinet Perdana Menteri Mahathir Mohamad akhirnya memberi lampu hijau kepada Gojek untuk beroperasi di Malaysia. Keputusan tersebut berawal dari jejak pendapat yang dibuat Menteri Olahraga Negeri Jiran, Syed Saddiq di akun Twitter pribadinya.

Ia menuliskan tweet berupa pertanyaan kepada warga Malaysia mengenai setuju atau tidaknya mendatangkan pesaing Grab tersebut ke Tanah Melayu. Hasilnya, 88 persen responden menyatakan setuju, dan pintu gerbang untuk Gojek masuk pun dibuka lebar-lebar. Sisanya yakni 12 persen tidak setuju dengan ide Syed Saddiq tersebut.

“Kehadiran Gojek di Malaysia diharapkan bisa membantu para pengusaha muda untuk mengirim barang dagangannya ke pembeli. Saya ingin ada keberpihakan bagi mereka, dan inilah masa depan Malaysia,” ucap Syed, seperti dikutip Malay Mail, Jumat 23 Agustus 2019.

Belakangan jajak pendapat menteri muda Malaysia itu menyedot perhatian. Sampai polling berakhir, setidaknya ada 56 ribu pengguna internet yang menyampaikan pendapat mereka.

Syed Saddiq menuliskan dalam bahasa melayu dalam jajak pendapat tersebut. "Untuk membantu golongan mat motor, adakah Anda bersetuju dengan ekonomi GoJek (2-wheel transport for people/makanan/Smal businesses)?" tulis Saddiq.

Menurut Saddiq, jika Gojek masuk Malaysia, akan memiliki keuntungan buat masyarakat di sana. Hal ini pula yang sudah dihasilkan di sejumlah negara bisnis Gojek selain Indonesia, yakni Singapura dan Thailand.



Di mana Gojek berhasil membuka banyak lapangan kerja hingga mencapai ratusan ribu dalam kurun waktu kurang dari setahun.

Mendapat Penolakan

Meski ada yang setuju, bukan berarti ada yang tak setuju. Sebab ada sejumlah kalangan yang terang-terangan menolak kehadiran Gojek di Malaysia. Salah satunya adalah perusahaan taksi Malaysia, Big Blue Taxi.

Melalui konferensi pers yang digelar baru-baru ini di markasnya, bos perusahaan taksi itu, Shamsubahrin Ismail menegaskan ketidaksenangannya pada kehadiran Gojek.

Terlebih Pemerintah Malaysia dinilai sangat membuka tangan luas-luas atas kehadiran Gojek. Seperti yang tengah dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq yang menyatakan niat membawa Gojek ke Negeri Jiran.

Kata Shamsubahrin, dia lebih suka Pemerintah Malaysia fokus pada penyelesaian masalah yang melibatkan e-hailing dan sopir taksi di negara itu, ketimbang mendukung Gojek.

"Syed Saddiq adalah menteri berpendidikan. Jika menteri lain sudah bicara tentang mobil terbang dan mobil nasional ketiga, dia justru meminta para orang muda untuk menjadi tukang ojek online. Gojek tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, jangan bujuk anak muda jadi tukang ojek, kita pantas mendapat yang lebih baik dari itu," kata Shamsubahrin.

Dia juga menjelaskan bahwa situasi di Malaysia sangat berbeda dari Indonesia. Di mana, Gojek dapat tumbuh subur di Indonesia karena tingkat kemiskinan yang sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia.

"Budaya mereka juga sangat berbeda dibandingkan dengan kita. Di Indonesia, wanita mereka bisa memeluk pengendara begitu saja, tetapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk pengendara di sana-sini?" katanya.

Mengenai masalah penciptaan lapangan kerja, Shamsubahrin menekankan agar Pemerintah Malaysia seharusnya tidak mendorong kaum muda untuk menyediakan layanan naik sepeda motor sebagai sumber pendapatan.

“Gojek, FoodPanda, GrabFood semuanya menawarkan pekerjaan paruh waktu. Sebaliknya, kaum muda harus diberi kesempatan kerja yang lebih baik,” katanya.

Shamsubahrin dengan tegas tidak akan ragu untuk protes jika pemerintah mengabaikan sudut pandang perusahaan. "Saya akan memimpin sendiri protes, kita akan pergi ke Putrajaya, dan jika mungkin, kita akan melakukannya di depan rumah Menteri Syed Saddiq," katanya. (re2)

Share :
Berita Terkait