100KPJ

Konversi Listrik Digencarkan, Motor Masih Menjadi Pengguna BBM Paling Besar

Share :

100kpj – Konversi motor listrik menjadi salah satu cara pemerintah untuk menekan emisi gas buang yang dihasilkan dari mesin pembakaran. Mengingat populasi motor di Indonesia lebih banyak dibandingkan mobil.

Berdasarkan data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) penjualan motor setiap tahunnya di atas 5 juta unit. Tidak heran jika sepeda motor menjadi pengguna bahan bakar terbesar dari industri transportasi. 

Subkoordinator Insentif dan Disinsentif Konversi Energi Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Andi Luxibinator mengatakan, pemerintah berfokus mengurangi penggunaan motor konvensional karena menjadi pengguna BBM terbesar.

Lebih lanjut dia menjelaskan, populasi motor saat ini lebih dari 120 juta unit, dan akan terus bertumbuh sekitar 5-6 persen setiap tahunnya. Tidak heran jika konsumsi bahan bakar terus melonjak.

“Konsumsi BBM di Indonesia mengalami peningkatan hingga 30 persen dalam 10 tahun terakhir, yang didominasi penggunaan sektor industri, dan transportasi,” ujarnya dikutip Antaranews, Kamis 7 Desember 2023.

Menurutnya negara berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada 2060, namun sampai saat ini penggunaan BBM masih tinggi, terutama sepeda motor yang populasinya terus bertumbuh. Maka konversi menjadi jalan alternatif 

“Padahal negara kita berkomitmen untuk menurunkannya bahkan hingga nol emisi. Di sinilah peran kendaraan listrik berbasis baterai. Percepatan ekosistem KLBB kita upayakan penuhi dengan program konversi motor BBM menjadi listrik,” tuturnya.

Namun biaya konversi motor listrik yang sudah diterapkan di bengkel yang sudah memenuhi syarat pemerintah, menurutnya masih tergolong mahal. Sehingga nilai insentifnya perlu ditingkatkan untuk menarik minat masyarakat.

“Meskipun saat ini lokasinya masih hanya di pulau Jawa, dan Bali. Jumlah bengkel konversi yang bermitra ini dapat bertambah dari bengkel tersertifikasi Kemenhub, dan dari bengkel binaan,” sambungnya.

Sebelumnya Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, konversi motor listrik dari sebelumnya diberikan insentif Rp7 juta akan menjadi Rp10 juta. Karena cara itu dianggap dapat menarik perhatian masyarakat.

“(Insentif) Rp10 juta yang diputuskan untuk yang konversi. Masih dihitung (insentifnya), jadi belum diputuskan. Tapi itu suatu yang lagi dipertimbangkan supaya bisa naik,” kata Tasrif.

Sementara untuk target konversi motor listrik di tahun ini mencapai 50 ribu unit. Jika sebelumnya hanya 21 bengkel yang terlibat, kini sudah menjadi 24 bengkel.

Bengkel-bengkel tersebut tersebar di sejumlah daerah diantaranya Elders Garage, Juara Bike atau Selis, PT Nagara Sains Konversi, PT Handhika Garda Parama, PT Spora EV, PT Strum Technology Asia, Politeknik Negeri Jakarta, PT Eelectric Vehicle Trimotorindo, PT Ekoelektrik Konversi Mandiri.

Lalu, Litbang ESDM dari Bogor sudah berpindah tempat di Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, PT Tri Menteri Niaga/BRT, CV Karya Kartanagari Group. Sedangkan di Bekasi ada PTDI – STTD, kemudian di Bali atau Denpasar ada Percik Daya Nusantara, PT Ide Inovatif Bangsa, Karawang ada PT Mitra Metal Perkasa, Cirebon ada PT Cogindo Daya Bersama.

Kemudian di Surabaya ada PT Braja Elektrik Motor, dan kampus ITS Surabaya, dan masih banyak lagi. Syarat konversi, tentu motor memiliki STNK, dan BPKB hidup atau masih berlaku, tidak boleh memiliki mesin lebih dari 150cc.

Share :
Berita Terkait