100KPJ

Konversi Listrik Digencarkan, Motor Masih Menjadi Pengguna BBM Paling Besar

Share :

“Padahal negara kita berkomitmen untuk menurunkannya bahkan hingga nol emisi. Di sinilah peran kendaraan listrik berbasis baterai. Percepatan ekosistem KLBB kita upayakan penuhi dengan program konversi motor BBM menjadi listrik,” tuturnya.

Namun biaya konversi motor listrik yang sudah diterapkan di bengkel yang sudah memenuhi syarat pemerintah, menurutnya masih tergolong mahal. Sehingga nilai insentifnya perlu ditingkatkan untuk menarik minat masyarakat.

“Meskipun saat ini lokasinya masih hanya di pulau Jawa, dan Bali. Jumlah bengkel konversi yang bermitra ini dapat bertambah dari bengkel tersertifikasi Kemenhub, dan dari bengkel binaan,” sambungnya.

Sebelumnya Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, konversi motor listrik dari sebelumnya diberikan insentif Rp7 juta akan menjadi Rp10 juta. Karena cara itu dianggap dapat menarik perhatian masyarakat.

“(Insentif) Rp10 juta yang diputuskan untuk yang konversi. Masih dihitung (insentifnya), jadi belum diputuskan. Tapi itu suatu yang lagi dipertimbangkan supaya bisa naik,” kata Tasrif.

Sementara untuk target konversi motor listrik di tahun ini mencapai 50 ribu unit. Jika sebelumnya hanya 21 bengkel yang terlibat, kini sudah menjadi 24 bengkel.

Bengkel-bengkel tersebut tersebar di sejumlah daerah diantaranya Elders Garage, Juara Bike atau Selis, PT Nagara Sains Konversi, PT Handhika Garda Parama, PT Spora EV, PT Strum Technology Asia, Politeknik Negeri Jakarta, PT Eelectric Vehicle Trimotorindo, PT Ekoelektrik Konversi Mandiri.

Share :
Berita Terkait