Merujuk peta korosi dunia yang dikembangkan sesuai ISO 9223 tentang sistem klasifikasi laju korosi carbon steel berdasarkan kondisi atsmofer lingkungan, Indonesia berada pada laju korosi yang berat. Dengan itu, diperlukan regulasi lebih lanjut mengenai tata cara pemenuhan ketahanan korosi pada kendaraan roda dua atau lebih.
“Mengingat kondisi di atas Ditjen Hubdat berserta KNKT juga melihat perlunya peningkatan edukasi terkait perawatan dan pemeliharaan kendaraan bermotor roda dua atau lebih,” ucap Hendro.
Sedangkan pada pemeriksaan proses produksi rangka eSAF di pabrik Honda di Kawasan Industri Indotaise Karawang, Jawa Barat. Peneliti memaparkan, jika PT Astra Honda Honda (AHM) membuat rangka eSAF dari raw material berupa High Strength Steel (HSS) diproses menjadi rangka.
Kemudian dilakukan pelapisan coating dengan metode CED (Cathodic Electro Deposition) secara dipping (celup). Lalu adanya proses pengendalian kualitas produk mulai tahap incoming material, press, welding dan pelapisan.
Item kontrol termasuk dimensi maupun ketebalan dari hasil proses pelapisan telah dilakukan dan telah memenuhi persyaratan standard manufacturing global. Maka itu, Hendro meminta masyarakat tak perlu cemas karena saat ini sedang proses perbaikan.
PT AHM juga disebutkan sedang melakukan optimalisasi terhadap cara perlindungan rangka dari korosi secara menyeluruh. Selanjutnya sebagai bentuk tanggung jawab terhadap sepeda motor konsumen, PT AHM membuka layanan pemeriksaan dan penanganan dengan menyediakan layanan 24 jam melalui contact center Honda 1-500-989 atau datang langsung ke bengkel AHASS terdekat.