100kpj – Penggunaan motor listrik di Indonesia masih kalah dengan motor konvensional, karena beberapa faktor. Sistem swap baterai dinilai bisa mempercepat transisi penggunaan motor listrik oleh masyarakat.
Banyak yang menilai teknologi motor listrik karena dianggap masih memiliki keterbatasan. Agus Tjahajana selaku Staf Khusus Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan keterbatasan dan hambatan adopsi motor listrik bisa diatasi dengan memperkuat sistem swap baterai.
"Beberapa hambatan motor yang sering saya temui yaitu standarisasi baterai dan jarak tempuh yang terbatas. Tetapi bila diperkuat dengan sistem swap baterai, tentu akan bisa mempercepat transisi dan adopsi motor listrik," ujar Agus, kemarin.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa swap station harus diperbanyak di beberapa titik. Ini demi meningkatkan kemudahan masyarakat dan kenyamanan pengguna motor listrik saat melakukan perjalanan yang jauh.
"Kita perlu Swap station yang tersebar di berbagai titik. Karena ini akan sangat berguna untuk kenyamanan pengguna motor listrik," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Irwan Tjahaja selaku Founder & CEO SWAP Energi menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyediakan lebih banyak lagi Swap station yang akan tersebar di seluruh Indonesia.
"Sejauh ini kami sudah menyediakan 1,500 swap station yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Kami akan mempercepat penempatan 5.000 titik penukaran baterai sehingga memudahkan para pengguna motor listrik ketika kehabisan baterai," jelas Irwan.
Meski masyarakat diklaim masih ragu beralih, data menunjukkan adopsi motor listrik di Indonesia mengalami lonjakan signifikan selama 2 tahun terakhir dan bertumbuh sebesar 15 kali lipat dari tahun 2020 hingga 2022.