100kpj – Kepala Korps Polisi Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen (Pol) Firman Shantyabudi, memberikan komentar soal emak-emak di Gresik ngamuk karena anaknya 13 kali gagal ujian praktik SIM C. Irjen Firman menegaskan para pemohon SIM untuk banyak berlatih.
Emak-emak yang ngamuk Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Gresik, Jawa Timur, untuk mempelajari materi-materi ujian SIM. Terlebih, Korlantas kini sudah meluncurkan buku panduan latihan ujian teori Surat Izin Mengemudi (SIM).
"Kami berikan pertama ibu itu untuk membaca ujian teori," ucap Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Inspektur Jenderal Firman Shantyabudi kepada wartawan, beberapa pekan lalu.
Selain itu, dia menegaskan takkan memberikan kemudahan bagi pemohon SIM yang memang belum kompeten. Sebab, tentu bisa berimbas pada kecelakaan lalu lintas yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
"Kita tidak ingin memberikan kemudahan dengan yang tidak berkompeten kita kasih SIM, apa itu polisi baik artinya? Tidak. Saya akan membuat yang bersangkutan menjadi korban atau tersangka dalam sebuah kecelakaan," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan apabila pemohon masih saja gagal untuk tidak berkecil hati karena artinya masih harus lebih banyak latihan. Firman minta polisi lalu lintas wilayah mengakomodir pemohon yang gagal seperti ini.
"Ajak mereka untuk latihan, karena penting latihan-latihan ini, kan gak perlu bayar," katanya lagi.
Emak-emak Ngamuk dan Viral
Seorang ibu bernama Marita Sani menyayangkan rumitnya prosedur yang harus dilalui oleh pemohon untuk mendapatkan SIM. Dia menyebut sangat dirugikan dengan sistem ujian SIM tersebut karena menyulitkan.
Baca Juga: Usai Ngamuk dan Viral, Ibu di Gresik Akhirnya Dapat SIM untuk Anaknya
"Jadi jangan nunggu kayak begini donk pak, jangan nunggu orang ngamuk, masyarakat ngamuk dulu, baru diterbitkan. Tolong ya pak (Kapolri Listyo Sigit), masyarakat sudah sangat dirugikan dengan aturan bikin SIM ini pak," ujarnya dikutip dari tvOne, Jumat 4 Agustus 2023.
Dia mengaku terlibat adu mulut dengan petugas Satlantas Polres Gresik karena anaknya tak lulus-lulus ujian tertulis SIM sebanyak 13 kali. Lantas, dia juga lantas menyinggung apa yang disampaikan Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Yang mana, meminta jajarannya tidak menyulitkan masyarakat yang akan membuat SIM. Maka itu, dirinya kesal sang anak tak bisa mendapatkan SIM C sebagai tanda boleh mengendarai sepeda motor.
“Anak saya 13 kali gagal. Saya ndak mau anak saya jadi pemain sirkus. Ternyata imbauan Pak Kapolri tidak dipakai, aturannya masih sulit. Saya marah-marah," pungkasnya.