100kpj – Alat yang diklaim bisa mengubah air menjadi bahan bakar, atau disebut Nikuba tengah ramai jadi bahan perbincangan. Aryanto Misel mengaku dirinya sudah tak memerlukan bantuan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan penemuannya ini.
Nikuba atau akronim dari Bahasa Jawa ‘Niku Banyu’ yang artinya ‘Ini Air’ tengah menjadi sorotan. Alat itu diklaim mampu mengkonversi air melalui sistem pemisahan hydrogen dan oksigen yang telah dielektrolisa.
Sayangnya, di Tanah Air penemuan ini tak terlalu mendapat apresiasi yang baik. Malah Aryanto Misel selaku penemunya diundang ke Italia pada 18 Juni 2023 lalu guna mempresentasikan alat Nikuba kepada beberapa pabrikan otomotif Italia.
Aryanto mengaku memang sudah tak butuh bantuan pemerintah untuk mengembangkan penemuannya ini. Hal itu dia sampaikan dalam sebuah wawancara televisi yang kemudian diunggah ke media sosial oleh akun Instagram Undercover.
"Dari pihak otomotif di Milan antusias sekali ya pak," kata Aryanto.
"Saya enggak butuh mereka, saya sudah dibantai habis, Pak, enggak mau," jawabnya saat ditanya soal bantuan pemerintah dan BRIN.
Lebih lanjut, Aryanto juga mengaku tidak sayang jika nanti temuannya itu 'dijual' ke pihak asing. Dia pun enggan didanai oleh pihak mana pun.
"Saya enggak sayang, Pak, enggak sayang, yang penting saya ini kan istilahnya kalau dapat duit dari sana bisa melanjutkan riset kembali, karena saya kan butuh dana juga, memang saya tidak mau didanai dari pihak mana pun," ujarnya.
BRIN Siap Bantu
Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) siap memberikan fasilitas mereka untuk menyempurnakan alat Nikuba ini. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan BRIN memiliki berbagai fasilitas riset yang bisa dipakai tidak hanya oleh kalangan akademisi maupun industri, tetapi juga individu.
"BRIN punya semua fasilitas yang kami sediakan untuk seluruh fasilitas periset di Tanah Air, baik itu di kampus termasuk juga personal seperti yang membuat Nikuba. Itu salah satu yang sedang kami ajak supaya bisa dibuktikan secara saintifik, itu dulu nomor satu," ujar Laksana Tri, dikutip dari Antara.
Handoko mengklaim BRIN telah mengetahui kehadiran Nikuba sejak tahun lalu dan sudah mengirimkan tim untuk melihat alat tersebut. Berdasarkan asesmen tim BRIN, Nikuba perlu ada riset lanjutan.
Meski demikian, BRIN tetap mengapresiasi dan mendukung temuan tersebut. Handoko ingin penemu Nikuba menyempurnakan alat itu bersama-sama mengingat Nikuba adalah bahan bakar berbasis hidrogen yang punya banyak variasi dan banyak temuan.
"Kalo di sains, kita harus cukup berhati-hati, jadi kita akan melihat bersama-sama, kita kembangkan sampai terbukti secara saintifik bisa diterima oleh komunitas ilmiah," ucap Handoko.