100kpj - Konversi motor listrik menjadi salah satu cara pemerintah untuk menekan emisi gas buang yang dihasilkan dari mesin pembakaran. Mengingat populasi motor di Indonesia lebih banyak dibandingkan mobil.
"Kenapa butuh konversi, karena indoneisa nomor 3 terbesar 120 juta unit yang ada di Indonesia setelah China dan India," ujar Kepala Balai Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan dan EBTKE Kementerian ESDM, Senda Hurmuzan Kanam di Jakarta, Rabu 7 Juni 2023.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sekian juta barel bahan bakar minyak (BBM) dikonsumsi sepeda motor setiap tahun, sehingga negara harus impor bahan baku BBM untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
"Target 2025 ada 5 juta motor listrik baru, 6 juta sepeda motor konversi, dari total 150 juta sepeda motor yang terjual di tahun itu. Sampai 2030 ada 13 juta motor listrik yang beroperasi di Indonesia," tuturnya.
Untuk tahap awal, pemerintah akan menggandeng lebih banyak usaha kecil menengah demi menggenjot TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang digunakan dalam mengubah motor konvensional menjadi listrik berbasis baterai.
"Konversi ini TKDN bisa tinggi, target 40 persen menggerakan industri lokal baik di komponen utama, atau UMKM yang melakukan konversi. Beda dengan motor bahan bakar yang didominasi perusahaan besar," sambungnya.
Sementara untuk target konversi motor listrik di tahun ini mencapai 50 ribu unit. Jika sebelumnya hanya 21 bengkel yang terlibat, kini sudah menjadi 24 bengkel.
Bengkel-bengkel tersebut tersebar di sejumlah daerah diantaranya Elders Garage, Juara Bike atau Selis, PT Nagara Sains Konversi, PT Handhika Garda Parama, PT Spora EV, PT Strum Technology Asia, Politeknik Negeri Jakarta, PT Eelectric Vehicle Trimotorindo, PT Ekoelektrik Konversi Mandiri.
Lalu, Litbang ESDM dari Bogor sudah berpindah tempat di Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, PT Tri Menteri Niaga/BRT, CV Karya Kartanagari Group. Sedangkan di Bekasi ada PTDI – STTD, kemudian di Bali atau Denpasar ada Percik Daya Nusantara, PT Ide Inovatif Bangsa, Karawang ada PT Mitra Metal Perkasa, Cirebon ada PT Cogindo Daya Bersama.
Kemudian di Surabaya ada PT Braja Elektrik Motor, dan kampus ITS Surabaya, dan masih banyak lagi. Syarat konversi, tentu motor memiliki STNK, dan BPKB hidup atau masih berlaku, tidak boleh memiliki mesin lebih dari 150cc.
"Target dari 24 bengkel ke depan bisa 1.000 unit konversi motor listrik, sehingga target 50 ribu, dan 150 ribu unit di tahun depan bisa dilakukan bengkel UMKM, dan binaan kita," katanya.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahajana mengatakan, sejak mendapatkan insentif dari pemerintah sebesar Rp7 juta, sudah ada 300-an orang yang mendaftar motornya di Litbang ESDM untuk di konversi.