Bodinya minimalis namun tetap mewah, garis landai mengalir, tanpa banyak aksesn lekukan tajam pada setiap sisinya. Pijakan kaki dibuat lebar dan warna dashboard memainkan warna hitam, abu-abu serta garis biru, dan putih.
Pada sektor belakang agak unik, tidak ada reflektor atau rumah lampu layiknya motor konvensional yang menyatu dengan bodi. Lampu pengereman terpisah di spakboard lengkap dengain sein, dan dan mata kuncing sebagai pemantul cahaya.
Untuk menunjang penampilan, pelek alloy berwarna hitam mengihiasi sektor kaki-kaki dengan suspensi depan teleskopik, dan belakang tunggal. Pengereman depan cakram, dan belakang tromol mengingat di dalam roda belakang terdapat serangkaian komponen termasuk dinamo.
Dipersenjatai baterai dua lithium-ion berdaya 50,4 volt yang masing-masing jarak tempuh maksimalnya 37 klimometer.
Baterai tersebut akan mengadopsi sistem swab, atau pergantian baterai di tempat tertentu tanpa perlu melakukan pengisian. Untuk pengisian dari kosong sampai 100 persen butuh waktu 8 jam, sedangkan 20 sampai 80 persen 4 jam dengan arus listrik 220 VAC (Volt-AC).
Meski kapasitas bateraina tergolong kecil, namun tenaga maksimal yang dihasilkan dari dinamo yang bersarang di roda belakangnya itu mencapai 3,5 PS dengan torsi 136 Nm.
Melihat angka torsinya, sepertinya saat pertama kali motor berjalan dari kondisi diam, akan terasa tarikan alias jambakannya. Soal harga, di Vietnam Yamah Neo’s dibanderol setara Rp30 jutaan.