100kpj – Pemerintah tengah gencar mengkampanyekan konversi kendaraan bermotor konvensional atau berbahan bakar bensin ke listrik, langkah ini dilakukan demi mencapai target elektrifikasi di Tanah Air. PT Astra Honda Motor tak mempersalahkan adanya konversi listrik di Indonesia yang sudah mulai berjalan di beberapa bengkel.
GM Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin, menilai konversi motor listrik tidak mengganggu pasar penjualan kendaraan ramah lingkungan nantinya. Sebab, dia melihat yang dikonversi banyaknya merupakan motor lama dari pemiliknya, bukan mengubah dari motor yang baru dibeli karena menggugurkan garansi dan lebih mahal.
"Biasanya kan orang lakukan konversi buat motor lama. Jadi, kalau melihat itu tidak akan mengganggu market," ujar Muhib pada wartawan di Bali, Jumat 2 Desember 2022.
Lebih lanjut, dirinya hanya menekankan dari sisi keamanan sudah terpenuhi pada motor listrik hasil konversi. Maka itu, perlu adanya standarisasi dari bengkel dan juga aturannya, agar motor konversi tersebut bisa dipakai dengan aman oleh masyarakat.
"Jadi yang penting buat saya untuk konsumen harus dipertimbangkan safety-nya. Jangan sampai ramai-ramai mengkonversi tapi standar safety-nya tidak terpenuhi. Menurut saya harus diatur, mestinya pemerintah sudah memikirkan hal tersebut. Kalau tidak salah sudah ada standarisasi bengkelnya atau apanya gitu," kata pria yang juga menjabat sebagai Humas Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menilai bila motor listrik konversi lebih hemat ketimbang pemakaian motor konvensional atau bahan bakan bensin. Sebab, selisihnya pun cukup jauh antara listrik dengan BBM Pertalite yang kini diharga Rp10 ribu per liter.
“Kalau pakai motor listrik itu sebulan sekitar Rp580 ribu. Sekarang dengan harga BBM Rp10.000 (Pertalite), makin besar selisih biayanya,” kata Arifin saat evaluasi pelaksanaan program konversi motor listrik di Kementerian ESDM.
Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, mengakui bila konversi sepeda motor bensin ke listrik terbilang masih cukup mahal, yakni Rp15 juta. Tapi, harga itu bisa lebih murah apabila permintaan konsumen meningkat dan semakin banyak bengkel-bengkel yang melayani konversi kendaraan.
Sementara untuk biaya uji tipe kendaraan listrik juga lebih murah dibanding kendaraan konvensional. Misalnya untuk biaya uji tipe sepeda motor listrik saat ini sebesar Rp4,5 juta, sedangkan motor konvensional biaya uji tipenya Rp9,5 juta.
“Ke depannya kami upayakan uji tipe ini digratiskan. Kami upayakan juga agar uji tipe ini tidak hanya dilakukan oleh Kemenhub, tetapi bisa dilakukan di bengkel umum yang sudah tersertifikasi,” ucap Budi.