100kpj – Astra Honda Motor kembali menggelar CBR Track Day, tapi ada yang spesial di tahun ini. Sebanyak 80 anggota komunitas motor Honda, serta beberapa media nasional mencoba Honda CBR250RR di Sirkuit Mandalika, Lombok.
Diketahui, CBR Track Day di tahun-tahun sebelumnya hanya berlangsung di Sirkuit Sentul, Bogor. Lantas seperti apa rasanya memacu adrenalin di lintasan balap MotoGP, dan WSBK menggunakan CBR250RR baru?
Baca juga: Test Ride Honda CBR250RR Baru yang Paling Mahal di Kecepatan Tinggi
Kami menjadi salah satu media yang hadir, rasanya sangat antusias saat memasuki sirkuit yang memiliki panjang 4.301 meter tersebut. Terlebih menggunakan aspal khusus berstandar internasional.
Kami mendapatkan kesempatan memutari Sirkuit Mandalika sebanyak 5 kali, dipimpin langsung oleh pembalap Astra Honda Racing Team, yaitu Andi Gilang, dan Adenanta Putra.
Honda CBR250RR baru yang digunakan adalah tipe tertinggi, yaitu SP QS. Memasuki beberapa kali tikungan kami merasakan motor sport fairing itu punya grip cukup baik, meski diajak bermanuver di kecepatan tinggi.
Hal itu juga didukung dari bagusnya stone mastic asphalt, atau bahan aspal yang dibuat sedikit kasar untuk meningkatkan daya cengkram ban. Diketahui, saat pengujian CBR250RR itu mengandalkan ban Maxxis Extramaxx.
Artinya berbeda dengan bawaan pabrikan. Menurut salah satu perwakilan AHM, ban bawaan pabrik mulai terkikis aspal karena motor digunakan harian sebagai unit test, sehingga memanfaatkan ban aftermarket yang ada.
Suspensi depan upside down SFF-BP yang mendapatkan penyesuian dengan mengandalkan piston besar memberikan dampak positif. Membuat handling motor lebih stabil melahap tikungan di kecepatan tinggi sekalipun.
Mono shock belakang tipe pro-link serupa dengan versi sebelumnya yang memiliki 5 pengaturan tidak terlalu keras, sehingga saat bermuver masih memberikan rasa nyaman.
Diketahui, Sirkuit Mandalika memiliki karakter tikungan berbeda-beda dengan pandangan yang cukup luas karena lebar lintasan 15 meter. Tercatat ada 17 tikungan, terbagi menajdi 6 ke kiri, dan 11 ke kanan.
Memasuki trek lurus sepanjang 723 meter, kami berusaha memaksimalkan kecepatan CBR250RR baru tersebut, namun karena belum terlalu akrab dengan lintasan kecepatan maksimal di putaran kedua dan ketiga hanya 175-178 km per jam.
Padahal bisa lebih dari itu, namun karena cuaca sedikit grimis kami cukup 'ngeri-ngeri' sedap memutar habis throttle gas mengingat di depan ada tikungan cukup tajam.
Di atas kertas, motor sport fairing itu dibekali mesin dua silinder berkapasitas 249,7cc dengan sistem pengabutan injeksi, alias PGM-FI.
Masing-masing silinder memiliki ukuran 62 mili meter, dengan beberapa perbedaan spesifikasi di masing-masing varian. Untuk tipe standar kompresinya 11,5 banding satu dengan tenaga maksimal 38,7 PS di 12.500 rpm, dan torsi 23,3 Nm di 11.000 rpm.
Berbeda dengan tipe tertinggi, ruang bakarnya dibuat lebih padat menjadi 12,5 banding satu, yang dapat memuntahkan tenaga 42 PS di 13.000 rpm, dan torsi 25 Nm di 11.000 rpm. Soal transmisinya masih mempertahankan kopling manual 6-percepatan tipe multiple wet clutch with coil spring.
Khusus tipe tertinggi, yaitu SP QS mempertahankan fitur quick shifter yang mengoptimalkan saat perpindahan gigi tanpa perlu mengurangi kecepatan, dan penggantian gigi tanpa menarik tuas kopling, terdapat empat mode.
Bukan hanya itu, motor sport fairiny itu juga disematkan slipper clutch untuk tipe SP, dan SP QS mengurangi resiko engine brake saat menurunkan gigi secara ektrim,sehingga bisa membantu ban belakang tidak selip.