100kpj - Sepeda motor menjadi kendaraan paling digandrumi di Indonesia, penjualannya dalam kondisi baru setiap tahun bisa jutaan unit. Secara populasi tentu Jauh lebih banyak dibandingkan mobil.
Ada berbagai alasan seseorang memilih motor sebagai alat transportasi sehari-hari. Diantaranya harga yang terjangkau, bentuk kompak sehingga mudah menerobos kemacetan, dan lebih fleksibel untuk meletakannya, atau saat parkir.
Biaya untuk perawatan sepeda motor juga lebih ramah di kantong. Komponen yang diperlukan seperti busi, oli mesin, filter udara, filter oli, kampas rem, ban dan hal lain sebagainya lebih murah dibanding suku cadang mobil.
Untuk mendapatkan motor dalam kondisi baru konsumen hanya perlu datang ke jaringan diler merek tertentu, dan melakukan pembayaran dengan cara tunai, atau kredit.
Namun karena krisis chip semi konduktor membuat pabrikan tidak bisa memenuhi permintaan pasar, sehingga untuk mendapatkan motor baru saat ini konsumen perlu inden berbulan-bulan.
Oleh sebab itu, motor bekas menjadi jalan alternatif untuk memiliki kendaraan tanpa perlu menunggu lama. Jika biasanya harga motor bekas lebih terjangkau, tapi dengan kondisi tersebut membuat harga bekasnya melambung.
Bahkan beberapa motor bekas harganya lebih mahal dari barunya. Seperti yang disampaikan Ahmad pemilik showroom motor bekas Dori Motor di kawasan Meruya, Jakarta Barat.
"Lebih mahal dari barunya motor bekas, peminatnya tinggi karena enggak semua orang mau inden lama buat dapatkan motor baru," ujar Ahmad kepada 100kpj, Selasa 1 November 2022.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ada beberapa motor bekas yang harganya sempat melambung tinggi, atau lebih mahal dari barunya seperti Honda Scoopy, Yamaha Aerox, BeAT dan beberapa motor yang memang laku dalam kondisi barunya.
"Scoopy 2021 pas bulan Juli, Agustus, September tahun ini bisa Rp22 juta sampai Rp23 juta," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Akin pemilik Sanjaya Motor di kawasan Kembangan, Jakarta Barat. Menurutnya, peminat motor bekas saat ini meningkat karena konsumen tidak mau menunggu lama inden untuk mendapatkan kondisi baru.
"Pas BBM naik rada kurang peminatnya, cuma karena buat dapatkan unit motor baru sekarang rata-rata inden jadi kebantu. Tapi enggak semua orang datang buat beli, ada juga yang sekadar tanya-tanya dulu, karena mereka pikir selisihnya enggak jauh dari harga barunya," kata Akin kepada 100kpj.