100KPJ

Respon AISI soal Jokowi Targetkan 2 Juta Motor Listrik di 2025

Share :

100kpj – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), menargetkan 2 juta unit motor listrik mengaspal di Indonesia. Lantas, bagaimana respon dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI perihal target yang diminta Jokowi itu?

Jokowi menekankan bahwa pemerintah ingin mewujudkan transformasi energi baru terbarukan (EBT), termasuk kendaraan listrik. Maka itu, ditargetkan masyarakat Indonesia sudah bisa menggunakan kendaraan listrik di 2025.

"Kami targetkan nanti di 2025, 2 juta kendaraan listrik bisa digunakan masyarakat Indonesia. Serta selanjutnya, akan ke pasar ekspor," kata Jokowi pada Februari lalu.

Menurutnya, kendaraan listrik bisa mempercepat transisi menuju penggunaan energi baru terbarukan. Maka itu, Jokowi pun sangat mengapresiasi dunia usaha yang turut mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, baik di sektor hulu maupun hilir.

AISI sendiri mengaku sudah mengetahui permintaan dari Jokowi tersebut. Kini, diskusi pun sudah dilakukan para member AISI guna mencapai target 2 juta motor listrik tersebut.

"Jadi gini, AISI pasti tergantung dari member-membernya, ya. Saat ini, dari diskusi kami dengan para member, prinsipnya kami mendukung untuk itu (target 2 juta motor listrik pada 2025)," ujar Ketua Umum AISI, Johannes Loman pada wartawan di Jakarta, Selasa 11 Oktober 2022.

Loman memastikan, saat ini AISI tengah membahas strategi untuk mempercepat penjualan motor listrik di Indonesia. Dia memastikan bahwa saat ini, semuanya sudah berjalan sesuai rencana.

"Nah, soal itu (rasional atau tidak menjual 2 juta motor listrik pada 2025), kita belum bisa bicara sekarang ya. Tapi, kita akan terus berusaha untuk mencapai target itu," ungkapnya.

Baginya juga, target tersebut tak hanya untuk anggota AISI saja, melainkan berbagai produsen motor listrik lainnya di luar anggota. Maka, kata dia, makin banyak produsen motor listrik di Tanah Air, makin mudah target itu bisa tercapai.

"Saya kira motor listrik kan memang masih baru. Saya kira kalau nanti teknologi dan skala ekonominya sudah ketemu, segalanya bakal makin cepat. Memang di awal-awal pasti perlu pengembangan-pengembangan yang memakan waktu. Tapi kalau kita lihat dari sisi produk-produk yang lain pun, itu nantinya bisa tercapai," paparnya.

Share :
Berita Terkait