100kpj – PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing atau YIMM kembali mengajak jurnalis, termasuk 100KPJ.com untuk menjajal serunya trabasan di Hambalang, Bogor menggunakan motor Yamaha WR155 R. Lantas, bagaimana impresi lengkap kami saat menjajal tunggangan tersebut di habitat aslinya?
Sebelum memulai kegiatan trabasan, kami lebih dulu berkumpul di area Jungle Land. Pada kesempatan tersebut, Yamaha Racing Academy (YRA) memberikan pembekalan dasar kepada kami, seperti posisi duduk yang benar, bagaimana cara menanjak dan menurun yang aman, dan apa yang harus dilakukan saat terjatuh di jalanan bertanah.
Baca juga: Yamaha WR 155 R Disulap Bergaya Motor Kompetisi Kelas 'Kakap'
Setelah itu, kami yang sudah dilengkapi dengan riding gear lengkap langsung menuju motor yang telah disiapkan. Saya sendiri berada di baris pertama, atau tepat di belakang pemandu trabasan dari YRA.
Rombongan berangkat sekira pukul 10.30 WIB dengan melintasi jalanan beraspal di area Sentul, kemudian berbelok ke kawasan Hambalang dengan melintasi daerah pemukiman warga. Kala itu, saya juga sempat terjatuh saat melalui jalanan sempit yang menurun.
Setelah meliak-liuk di pemukiman warga, tibalah kami di habitat WR155 R yang sesungguhnya, yakni medan bertanah yang dipenuhi dengan tanjakan curam dan bebatuan besar. Menariknya, meski terlihat berat, namun kami tak terlalu merasa kesulitan.
Selain bekal yang telah diberikan instruktur, karakteristik Yamaha WR155 R sejatinya memang cocok digunakan di medan ekstrem. Ground clearance atau jarak tapak yang tinggi memudahkan kami saat menaklukkan tanjakan yang dipenuhi batu-batu besar.
Yamaha WR155 R sendiri merupakan motor trail terkencang di kelasnya. Berbekal mesin 155cc dengan teknologi VVA, tunggangan tersebut bisa dipacu hingga kecepatan 130 kilometer per jam.
Selain kecepatan, keunggulan lain yang saya rasakan terletak pada suspensi bagian depan. Kendati masih menggunakan tipe teleskopik, namun travelnya terbilang cukup panjang. Sehingga, saat menghantam obyek keras seperti batu-batu besar atau saat masuk ke ceruk jalan, motor tak mengalami gejala bottoming alias ‘jedak-jedok’.
Setelah puas menjelajah Hambalang, saya dan rekan-rekan jurnalis lain kemudian kembali ke titik kumpul di Jungle Land. Menariknya, untuk membuat acara makin menarik, Yamaha mengadakan fun riding competition di lokasi tersebut untuk mencari siapa yang paling ahli menjinakkan Yamaha WR155 R.