100kpj – Harley-Davidson dikenal sebagai brand motor asal Amerika Serikat yang memproduksi moge dengan beragam model, mulai dari cruiser, hingga touring. Produk buatannya sudah dipasarkan ke seluruh penjuru dunia.
Bahkan komunitas moge berlambang burung elang itu jumlahnya cukup banyak. Mengingat harganya yang mahal, maka tidak heran jika pengguna Harley-Davidson adalah pengusaha, selebritis hingga para pejabatan negara.
Baca juga: Bikin Greget, Canggihnya Sepeda Sultan Harga Puluhan Juta dari Triumph
Moge buatan Harley-Davidson memiliki suara menggelegar, berkat dorongan mesin V-Twin yang menjadi ciri khasnya. Namun brand yang bermarkas di Milwaukee itu tidak terbuai sebagai pencipta motor bermesin besar.
Ada berbagai cara yang dilakukan demi melebarkan sayap, atau menambah pundi-pundi perusahaan lewat bisnis lain. Salah satunya adalah membuat sepeda bertenaga listrik, seperti yang dilakukan beberapa brand motor lain.
Melansir Electrek, Rabu 29 September 2021, Harley-Davidson memiliki divisi khusus untuk membuat sepeda pelahap seterum bernama Serial 1. Ditawarkan dua varian, yakni Mosh/City, dan Mosh/Tribute dengan harga selangit.
Pasalnya, sepeda Harley-Davidson Serial 1 City banderolnya 4 ribu dolar atau setara Rp57 jutaan, dan Tribute dilego 6 ribu dolar alias Rp85 jutaan. Tergolong mahal untuk sepeda bergaya klasik yang didukung tenaga listrik.
Meski cukup mahal, namun sepeda yang diproduksi dalam jumlah terbatas itu laris manis. Bahkan hanya membutuhkan waktu satu minggu, kedua tipe tersebut sudah ludes terjual.
Harley-Davidson Serial 1 itu memiliki desain layiknya sepeda onthel. Frame atau kerangkanya dibalut warna hitam, dengan lekukan unik pada tiang bagian dalam. Sedangkan ban dual purpose lansiran Schwalbe berwarna putih.
Seatpost atau tiang besi penyambung sadel cukup kecil, joknya dibalut warna cokelat dengan model spring tersebut diduga buatan Brooks. Sepeda bergaya retro itu tidak memiliki suspensi, alias rigid.
Sepeda pelahap seterum itu ditanamkan baterai lithium-ion dengan daya 529 watt per hours, tidak diketahui jelas terkait spesifikasi dinamo sebagai penggeraknya. Namun berkat baterai tersebut sepeda bisa melaju 32 km per jam.
Untuk waktu yang dibutuhkan dalam mengisi ulang baterai hanya 2,5 jam dari kondisi nol hingga 75 persen. Sedangkan dari 75 persen sampai penuh waktunya 2 jam. Artinya kalau total butuh 4 jam jika ingin baterainya penuh.
Namun tidak ada informasi terkait penggunaan tenaga listrik tersebut. Sebab pada umumnya, baterai dan dinamo yang tersemat di dalam sepeda listrik hanya membantu menggerakkan pedal menjadi lebih ringan saat dikayuh.
Sehingga laju sepeda bisa lebih kencang, tanpa membutuhkan tenaga ekstra. Hal lain yang membuat menarik adalah penggunaan venbelt yang menghubungkan sporoket belakang dengan gir depan sebagai pengganti rantai besi.