Meski cukup mahal, namun sepeda yang diproduksi dalam jumlah terbatas itu laris manis. Bahkan hanya membutuhkan waktu satu minggu, kedua tipe tersebut sudah ludes terjual.
Harley-Davidson Serial 1 itu memiliki desain layiknya sepeda onthel. Frame atau kerangkanya dibalut warna hitam, dengan lekukan unik pada tiang bagian dalam. Sedangkan ban dual purpose lansiran Schwalbe berwarna putih.
Seatpost atau tiang besi penyambung sadel cukup kecil, joknya dibalut warna cokelat dengan model spring tersebut diduga buatan Brooks. Sepeda bergaya retro itu tidak memiliki suspensi, alias rigid.
Sepeda pelahap seterum itu ditanamkan baterai lithium-ion dengan daya 529 watt per hours, tidak diketahui jelas terkait spesifikasi dinamo sebagai penggeraknya. Namun berkat baterai tersebut sepeda bisa melaju 32 km per jam.
Untuk waktu yang dibutuhkan dalam mengisi ulang baterai hanya 2,5 jam dari kondisi nol hingga 75 persen. Sedangkan dari 75 persen sampai penuh waktunya 2 jam. Artinya kalau total butuh 4 jam jika ingin baterainya penuh.
Namun tidak ada informasi terkait penggunaan tenaga listrik tersebut. Sebab pada umumnya, baterai dan dinamo yang tersemat di dalam sepeda listrik hanya membantu menggerakkan pedal menjadi lebih ringan saat dikayuh.
Sehingga laju sepeda bisa lebih kencang, tanpa membutuhkan tenaga ekstra. Hal lain yang membuat menarik adalah penggunaan venbelt yang menghubungkan sporoket belakang dengan gir depan sebagai pengganti rantai besi.