100kpj- Cargloss Indonesia mengajak media melihat lebih dekat pembuatan helm Cargloss di pabriknya yang terletak di Citeureup, Bogor Jawa Barat. Dalam tur keliling pabrik ini media melihat secara langsung proses demi proses yang dilalui untuk sebuah produk helm, mulai dari Quality Control, Painting, hingga Molding.
Diperlihatkan pula proses pengujian helm Cargloss menggunakan alat-alat uji yang sudah memenuhi standar. Di sini kita menjadi saksi betapa proses pembuatan tersebut begitu diawasi dengan sedemikian ketat demi menghasilkan produk-produk yang berkualitas untuk digunakan masyarakat.
“Kami ingin menunjukkan kepada masyarakat, bahwa helm produksi Cargloss, telah melalui proses Standar Nasional Indonesia (SNI) yang memang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan standar mutu tinggi tersebut, helm Cargloss menjadi produk yang sangat aman digunakan di jalan raya, selain pilihan desainnya yang cukup unik dan beragam sesuai gaya yang diinginkan,” ujar Harry Suherman President Director Cargloss Indonesia.
Pada kunjungan pabrik, dijabarkan, bahwa sebelum menjadi helm utuh, diperlihatkan proses dari biji plastik menjadi batok helm utuh. Untuk menjadi 1 batok helm hanya cukup membutuhkan waktu 45 detik saja. Setiap mesin pencetak ini mampu menghasilkan 2.500 helm perhari. Cargloss Indonesia sendiri memiliki sekitar 45 mesin pencetak batok helm.
“Mesin ini buatan Taiwan, tetapi untuk uji keamanan dan kualitas helm impor dari Italia. Setelah batok helm telah jadi, dibuat part lainnya. Misalnya seperti moncong helm trail, itu setiap 7,5 detik menghasilkan 2 buah moncong helm motorcross. Dalam sehari bisa satu mesin menghasilkan 5 ribu moncong helm,” ujar Saiful dari bagian R & D Cargloss Indonesia.
Proses selanjutnya, lanjut Saiful, adalah pembuatan kaca pada bagian helm. Dibutuhkan waktu 32 detik untuk mesin produksi mampu menghasilkan 2 unit part kaca.
“Ini adalah kaca dengan warna dasar (bening). Jika ditanya ada bagaimana proses pembuatan kaca gelapnya? Maka jawabnya, mudah saja, warna dasar kaca ini kita tambahkan pelapis lain yang kita injeksikan,” ujar Saiful.
Berikutnya, sebelum helm diisi dengan part atau aksesoris lainnya, adalah proses treatment. Di tahap ini helm dibersihkan dari kotoran dan debu agar layak untuk proses pengecatan. Pembersihan ini dilakukan di ruangan tertutup yang bebas debu dan kotoran.
Jika sudah dibersihkan, selanjutnya dicat. Kemudian masuk proses assembling, dalam arti pemasangan aksesoris helm, seperti tali pengait, karet pelapis, styrofoam, hingga nut.
“Semua di tahap ini sudah bersih inspeksi, tidak ada cacat pada helm, baik cat rusak dan sebagainya. Jadi tinggal dipasangkan saja aksesorisnya. Nah, jika pada tali ada yang tidak beres, maka akan kita pisahkan karena ini menyangkut safety. Dalam sehari oven kita mampu mengerjakan 3.000 proses painting,” tegasnya.
Jika sudah jadi, maka tahap berikutnya adalah pengujian standar keamanan helm sesuai regulasi keamanan (SNI) yang ditetapkan oleh pemerintah. Setidaknya Cargloss Indonesia punya 5 tahap pengujian helm untuk memastikan bahwa pelindung kepala ini benar-benar sudah aman untuk digunakan.
Tahap pengujian ini mencakup tracking poin (lima titik pengujian batok helm), alat uji ini berguna untuk penyerapan kejut, untuk mengetahui kekuatan pada helm terhadap getaran. Kekuatan getaran di simulasikan dengan benturan benda padat seberat 5 kg dari ketinggian 230 cm.
Selanjutnya ada alat uji penetrasi yang dimana helm dihantam dengan besi tajam (ditekan dari atas di ketinggian 160 cm), dan alat uji efektifitas. Helm Cargloss termurah ini lolos dalam uji SNI dengan grafik max peak (g) sebesar 198.00. SNI sendiri memberi syarat bahwa helm yang lolos ditolerir sampai batas grafik pentunjuk angka 300 max peak.
Jika ternyata hasil uji helm di atas 300 max peak, maka dipastikan helm tersebut tidak aman dan tidak lulus SNI. “Angka grafik 198.00 max peak itu menunjukkan bahwa helm Cargloss paling murah sekalipun sangat aman dari benturan pada kecepatan 150 km/jam,” terangnya.
Cargloss Indonesia sendiri dalam sebulan dapat menghasilkan total 50.000 unit helm. Jumlah tersebut belum ditambah dengan 150.000 helm pesanan Yamaha disetiap bulannya. “Total jumlah tersebut sudah termasuk semua jenis helm, baik fullface, halface, sampai buat motorcross,” jelas Saiful.
Alat uji kemanan helm yang dimiliki Cargloss Indonesia tesebut juga digunakan pada produksi-produksi helm-helm branded lainnya, termasuk menjadi bagian dari pentahapan pengetesan untuk mendapatkan label aman SNELL.
Cargloss Proriders Cargloss Indonesia memberi bocoran bawa pihaknya berencana membangun lifestyle shop Cargloss Proriders (CPR) yang akan menjual helm Arai dan produk racing Alpinestars di FX Sudirman, Jakarta Selatan.
“Melalui anak perusahaan kami yaitu Cargloss Proriders, kami menyediakan beragam produk helm Arai yang makin diminati oleh bikers di Indonesia. Selain itu, untuk menunjang penampilan pada helm, kami juga menyediakan berbagai aksesori dan kebutuhan berkendara dari Alpinestars. Mulai dari sepatu, jaket, gloves (sarung tangan), Merchandise pembalap-pembalap GP dari VR46 dan masih banyak lagi,” beber Harry.
“Dengan konsep one stop shopping, kami yakin lifestyle shop Cargloss Proriders juga akan menjadi tempat yang nyaman untuk nongkrong bareng dan bisa saling bertukar informasi sesama bikers,” tutup Harry.