100kpj – Petugas gabungan masih mencari sisa-sisa pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di laut Kepulauan Seribu. Beberapa jenazah telah ditemukan, begitu juga puing-puing pesawat hingga barang-barang yang dibawa penumpang.
Jatuhnya pesawat Boeing tujuan Jakarta-Pontianak itu meninggalkan duka mendalam bagi para korban, termasuk penumpang. Salah satunya pasangan suami istri bernama Ihsan Adlan Hakim, dan Putri Wahyuni Effendi warga Pekanbaru.
Baca juga: Pasangan Baru Menikah Korban Sriwijaya Air, Mobil Ini Jadi Kenangan
Mengulik akun Instagram @ihsanadhlanhakim, Ihsan yang merupakan pengusaha roko elektrik itu pernah kepincut dengan motor Vespa klasik. Sebelum menjadi korban pesawat Sriwijaya Air, pria itu pernah memposting duduk di atas Vespa Super lansiran 1976.
Motor buatan Italia itu disebut-sebu milik temannya yang bernama Novan Bagus Anggara. Melihat dari tampilannya, Vespa berwarna merah tersebut mirip dengan Super 150 lansiran 1970-an namun sudah mendapatkan sentuhan modifikasi.
“Gasss, yang punya motor @anggaranovanbagus,” tulis statusnya pada 28 Oktober 2019. Dengan statusnya tersebut diduga Ihsan tertarik untuk memilikinya.
Melansir beberapa sumber, Vespa 150 Super yang diproduksi pada 1968-1979 pernah dibuat langsung di Tanah Air pada era 1970-an. Hal itu dilakukan demi meminimalisir harga jualnya yang terbilang mahal jika dibawa utuh dari Italia.
Danmotor sebagai agen pemegang merek motor asal Negeri Pizza tersebut membenamkan beberapa komponen lokal. Saat pertama kali diproduksi di dalam negeri, Vespa Super mengalami penyegaran penampilannya alias facelift.
Bentuk lampu utamanya menjadi trapesium, dan mika belakangnya juga berubah menjadi kotak atau meninggalkan banyak lekukan dari versi sebelumnya. Selain itu emblem ‘P’ menjadi ciri khas Piaggio diubah menjadi kartu sekop.
Kemudian pada bagian bodi, atau tepong kanan di Vespa Super memiliki lima garis berlubang untuk ventilasi udara membantung mendinginkan mesin. Sedangkan spakboard depan lebih kecil karena menyesuaikan ukuran velg 8 inci.
Namun melihat dari motor yang pernah ditunggangi Ikhsan diduga sudah menggunakan velg 10 inci yang mirip dengan bawaan Sprint. Sehingga untuk memberikan bentuk yang proposional, spakbornya diduga ikut diganti menggunakan Sprint.
Jantung pacunya, mengusung mesin dua tak satu silinder berkapasitas 150cc transmisi manual kopling dengan kecepatan maksimal 90 kilometer per jam. Mesin yang mengandalkan oli samping itu terus mendapatkan pembaharuan hingga generasi selanjutnya.
Sebelumnya mesin tersebut juga digunakan pada Super generasi pertama yang lahir di 1966 dengan kode bodi VBC, yang menjadi tonggak sejarah pertama kali nama Super di model Vespa terlahir dengan bentuk bodi yang serba membulat.