100kpj – Memiliki mobil baru sepertinya menjadi impian sebagian orang. Banyak keuntungan yang bisa didapat, seperti halnya penjaminan mobil dari kerusakan karena adanya garansi, atau biaya pengeluaran untuk perawatan mobil.
Sebab umumnya jasa servis, atau pergantian part mobil baru ditanggung sesuai jarak tempuh yang ditentukan. Mengingat kondisinya yang baru, maka saat berkendara di jalan raya tidak ada rasa khawatir soal kerusakan.
Namun untuk meminangnya dalam kondisi baru butuh merogoh kocek lebih dalam, dan pilihan model yang ditawarkan terbatas. Sehingga mobil bekas menjadi alternatif untuk memiliki kendaraan sesuai selera dan kantong.
Mobil bekas yang beredar di pasar memiliki banyak pilihan model, dan brand. Haganya tentu lebih murah. Bahkan jika Anda ingin melakukan pembelian dengan cara kredit juga tersedia, artinya bukan hanya pembayaran tunai.
Pilihan lising untuk mencicil mobil bekas memang tidak terlalu banyak, namun bisa menjadi pilihan jika kondisi keuangan benar-benar ngepas. Lantas apakah untung membeli mobil bekas dengan cara kredit?
Financial Educator dan Riset Lifepal marketplace asuransi, Aulia Akbar mengatakan, alasan kuat mengapa membeli mobil bekas tidak disarankan kredit, salah satunya dari pengeluaran yang semakin membengkak setiap bulan.
“Cicilan mobil tentu memunculkan pengeluaran pasif, yang harus dibayarkan per bulan. Ketika mobil yang kita kredit juga membutuhkan pergantian suku cadang, maka sudah pasti pengeluaran bulanan membengkak,” ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu 21 Oktober 2020.
Oleh sebab itu jangan terlalu memaksa untuk memiliki mobil, meski dalam kondisi bekas. Menurutnya ada dua cara mengukur kemampuan dalam membeli kendaraan roda empat, seperti menghitung aset yang masih dimiliki.
“Pastikan saja dana darurat Anda tidak terpakai untuk membelinya. Pastikan ketika melakukan pembelian dengan cara tunai, jumlah aset lancar Anda masih dikisaran 15 persen, hingga 20 persen dari kekayaan bersih,” tuturnya.
Dana darurat yang dimaksud adalah simpanan tunai yang digunakan hanya pada kondisi darurat. Seperti pemutusan hubungan kerja atau salah satu anggota keluarga mengalami kecelakaan atau sakit berat.
Dengan begitu, menurut Akbar sangat tidak bijak apabila mengorbankan dana darurat untuk membeli mobil. Sementara itu, nilai rasio aset lancar berbanding kekayaan bersih didapat dari perbandingan total tabungan, kas, dan setara kas, dan kekayaan bersih.
“Pastikan usia mobil bekas yang ingin dibeli masih satu tahun pemakaian untuk menghindari risiko-risiko pergantian suku cadang di kemudian hari. Cicilan perbulan tidak melebihi 35 persen, dari pemasukan bulanan, dan total utang tertunggak Anda tidak melebihi 50 persen dari total nilai aset,” katanya.