100kpj – Toyota Alphard yang ditumpangi Hanafi Rais mengalami kecelakaan hebat di Tol Cipali KM 112, pada Minggu 18 Oktober 2020. Atas kejadian tersebut, putra sulung Amien Rais beserta sopirnya mengalami luka cukup parah.
Mantan Ketua DPP PAN Agung Mozin mengatakan, kondisi Hanafi sudah membaik setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Purwakarta. Namun pihak keluarga telah memindahkannya ke RS Premier Bintaro, Tangerang.
"Kondisi Mas Hanafi alhamdulillah dalam keadaan baik, dan akan beraktivitas kembali setelah pulih dari luka dan memar di bagian wajahnya," tutur Mozin kepada wartawan, Senin 19 Oktober 2020.
Sebelumnya Panit PJR Tol Cipali, Iptu Karyana mengatakan, Alphard tersebut ditabrak dari belakang oleh kendaraan lain, kemudian terpental dan menghajar truk di depannya. Sehingga bagian depan mobil mengalami kerusakan.
“Toyota Alphard yang dikendarai Ferdian Yudha (sopir Hanafi Rais), tertabrak kendaraan lain dari arah belakang. Kemudian mobil itu terpental, dan menabrak lagi kendaraan berat truk,” ujarnya mengutip NTMC Polri.
Jika melihat dari desain eksterior, dan velgnya, diduga Alphard berwarna putih tersebut diproduksi 2013-2014. Artinya mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) itu salah satu produk Toyota yang cacat produksi karena inflator air bag.
PT Toyota Astra Motor (TAM), sebagai agen pemegang merek mobil Toyota di Indonesia mengumumkan program recall melalui Spesial Service Campaign (SSC). Tercatat sebanyak 24.662 unit mobil mengalami masalah pada sensor kantung udara.
Puluhan ribu unit yang terdampak adalah Alphard, Corolla, Fortuner, Kijang Innova, dan Hilux yang diproduksi 7 Mei 2015 sampai 29 Januari 2016. Sebelum program itu berlangsung di 2018, Toyota juga melakukan hal serupa pada 2015.
Pada 5 tahun silam, Toyota Motor Coporation mengumumkan recall akibat inflator air bag Takata yang bermasalah pada Alphard buatan 2010-2014, Nav1 2012-2013, Camry 2002-2004, Corolla 2001-2013, Vios 2006-2013, dan Yaris 2006-2013.
Permasalahan tersebut membuat air bag dapat melontarkan serpihan logam saat mengembang. Pecahan logam itu sendiri berasal dari inflator atau peletup yang sebenarnya berfungsi untuk memberikan tekanan udara agar airbag mengembang ketika mobil kecelakaan.
Air bag Takata itu juga digunakan pada hampir semua merek mobil di dunia saat itu. Melansir Paultan, salah satu kasus terparah ketika perempuan 42 tahun di Malaysia, tewas akibat lehernya sobek karena pecahan logam tersebut.
Kematiannya bukan disebabkan oleh benturan, melainkan karena potongan logam yang terpental dari air bag sehingga menyobek lehernya. Kasus ini pada akhirnya menambah daftar kecelakaan dengan penyebab yang ditimbulkan dari air bag Takata.