Diketahui, selain di Indonesia, CARRO juga berdiri di sejumlah negara di Asia Tenggara lainnya, yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand. Maka tak heran, seandainya Aditya sebagai salah satu pendiri, bisa berkesimpulan demikian.
“Makanya, kita harus melakukan penyesuaian pasar,” terangnya.
Dia menambahkan, saat pandemi corona, penjualan mobil bekas turun drastis. Namun, saat pemerintah melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB, segalanya mulai membaik. Salah satu mobil yang paling banyak diburu, kata dia, berangkat dari kelas menengah ke atas atau middle-up.
“Mobil middle-low paling terdampak, kalau middle-up masih bagus, (yang harganya) di rentan Rp250-450 juta lah. Soalnya, pembelinya orang-orang berada yang ekonominya gak terlalu berpengaruh pas corona,” kata dia.