100kpj – Di tengah pandemi covid-19, hampir semua bidang usaha terdampak. Bisnis otomotif menjadi salah satunya, sejak wabah tersebut masuk ke Indonesia penjualan mobil baru mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), penjualan mobil secara nasional dari diler ke konsumen 364.034 unit di Januari sampai Agustus 2020. Sedangkan tahun lalu dalam periode yang sama 675.826 unit.
Baca juga: Gara-gara Pajak 0 Persen Sales Mobil Menjerit Enggak Bisa Jualan
Artinya ada penurunan hingga 50 persen. Dengan kondisi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berencana menurunkan pajak mobil baru menjadi nol persen. Tujuannya agar menarik minat orang membeli kendaraan.
“Kemenperin sudah mengusulkan kepada Kemenkeu untuk relaksasi pajak mobil baru nol persen, sampai bulan Desember 2020,” ujar Staf Khusus Menperin, Neil Iskandar dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.
Neil mengatakan, adanya aturan tersebut tentu penjualan mobil baru bisa kembali meningkat di tengah pandemi. Sebab harga mobil menjadi lebih murah, karena konsumen dibebaskan dari pajak yang selama ini wajib ditanggung sendiri.
Seperti halnya PPnBM (Pajak Penjualan Atas Barang Mewah), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), serta Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Semua pajak itu wajib dibayarkan pemilik mobil setiap tahunnya dengan nominal berbeda setiap daerah.
“Usulan ini tentunya diharapkan dapat memberikan efek multiplier bagi konsumen, produsen, dan pemerintah guna menjaga keberlangsungan industri otomotif. Akses kendaraan pribadi yang terjangkau, penyerapan tenaga kerja hingga memberdayakan industri maupun pelaku usaha sektor lainnya,” katanya.
Namun sebelum wacana tersebut terealisasi, efeknya cukup buruk untuk pendapatan diler mobil. Sebab sebagian masyarakat menahan pembelian. Hal itu disampaikan langsung oleh 3 sales mobil dengan brand yang berbeda-beda.
Yaya salah satu sales diler Nissan mengatakan, konsumen yang bertanya terkait pajak nol persen cukup banyak. Sehingga mereka menunda untuk melakukan pembelian, meski beberapa ada yang tidak peduli dengan wacana tersebut.
“Tapi jadinya ada beberapa yang menunda (karena tahu wacana pajak nol persen). Yang menunda pembelian calon konsumen Livina, Serena, dan X-Trail,” ujar wanita berhijab itu kepada 100KPJ.
Hal senada juga disampaikan Nurul salah satu sales diler Honda Depok. “Beberapa ada yang nahan, tapi ada yang lanjut beli. Sebenarnya diler enggak begitu sepi ada saja yang datang. Cuma kebanyakan tanya soal pajak nol persen,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Reza salah satu tenaga penjual diler Toyota Auto2000 mengatakan, bahwa sebagian calon konsumen batal melakukan pembelian. Alasan menunda karena menunggu pajak nol persen, dan rata-rata mereka kelas menengah.
“Ada yang takut sudah beli tiba-tiba pajaknya dihilangkan. Ada juga orang mau membeli kalau pajaknya dihilangkan. Yang saya temui mereka awalnya mau beli Kijang Innova dan Fortuner (segmen menengah atas),” kata Reza.