100kpj – Kementerian Perindustrian atau Kemenperin sedang mengusulkan wacana pajak mobil baru nol persen. Stimulus tersebut diharapkan mampu menggerakkan industri otomotif yang terpukul setelah kehadiran pandemi corona.

“Untuk mendorong percepatan pemulihan, saya usul ke Kemenkeu agar ada relaksasi pajak pembelian mobil baru sebesar nol persen,” ujar Menperin, Agus Gumiwang Kartasasmita saat diskusi melalui sambungan virtual, baru-baru ini, dikutip dari Antara.

Baca juga: Suzuki Indonesia Tertarik Luncurkan Mobil SUV Rp100 Jutaan, Kapan?

Langkah pemerintah memberi stimulus terhadap konsumen kendaraan mendapat respons baik dari Suzuki Indonesia. Namun, dalam penerapannya, mereka meminta supaya dipercepat. Sebab jika tidak, konsumen yang hendak membeli mobil dalam waktu dekat bisa-bisa menjadi ragu.

“Jika tidak diputuskan segera, maka ada penundaan pembelian dari konsumen terutama di segmen mobil penumpang. Maksud saya, minta tolong kalau diterima atau enggak segera diinfokan. Biar tidak ada penundaan,” ujar4W Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales atau SIS, Donny Saputra melalui sambungan virtual.

Sebelumnya, kata Donny, sejumlah perusahaan mobil sempat bertemu Gaikindo untuk membahas wacana tersebut. Kemudian hasilnya baru dibicarakan dengan pihak Menperin. Secara keseluruhan, mereka setuju bahwa kontraksi pasar saat ini memang membutuhkan relaksasi pajak.

“Menperin berdiskusi dengan Gaikindo. Sebelumnya sudah dikomunikasikan dengan industri roda empat seperti kami. Saat ini, kontraksi market dipengaruhi tiga hal, kondisi ekonomi, stimulus produk, dan regulasi,” terang Donny.

“Harapannya proses recovery (pasar) mobil bisa lebih cepat. Kita lihat, beberapa negara lain di Asia—seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, dan China sudah memberikan stimulus yang sama terkait kemudahan membeli kendaraan. Kami mengapresiasi langkah rekan-rekan Menperin yang mengusulkan itu (relaksasi pajak),” sambungnya.

Pada kesempatan yang sama, Donny memberi gambaran atau hitung-hitungan harga seandainya pajak nol persen disahkan. Hasilnya, kemungkinan produk Suzuki bisa turun hingga 20 persenan. Jadi, misalnya harga mobil Rp200 juta, potongannya bisa mencapai Rp40 juta atau lebih. Menarik sekali, bukan?