100KPJ

Mundur Dari KPK, Ternyata Begini Kondisi Harta Berjalan Febri Diansyah

Share :

100kpj – Kepala Biro Hubungan Masyarakat KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Febri Diansyah mengundurkan diri. Keputusannya keluar dari lembaga anti rasuah tersebut karena ada beberapa pertimbangan, salah satunya terkait regulasi.

“Di surat itu juga saya tuangkan. Bagi saya dan beberapa teman yang sudah berdiskusi cukup panjang akhir-kahir ini kondisi KPK memamg sduah berubah, baik dari aspek regulasinya,” ujarnya mengutip Antaranews, Jumat 25 September 2020.

Baca juga: Gelar Dangdutan Saat Pandemi, Kekayaan Wakil DPRD Ini Bikin Bengong

Menurutnya alasan kuat mengundurkan diri karena adanya revisi Undang-Undang KPK di tahun lalu yang telah disahkan oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Sejak saat itu kondisi lembaga antikorupsi tersebut mulai berubah dari sebelumnya.

“Kita tahu bulan September 2020 ini kurang lebih 1 tahun setelah revisi UU KPK disahkan di DPR. Saya ingat betul 17 September 2019 revisi UU KPK disahkan, tetapi kami tidak langsung meninggalkan KPK pada saat itu,” tuturnya.

Febri kerap muncul dihadapan media karena bertugas sebagai Juru Bicara KPK sejak 6 Desember 2016 hingga 26 Desember 2019. Saat Firli Bahuri terpilih menjadi Ketua KPK, Febri mundur sebagai jubir, dan fokus sebagai Kepala Biro Humas.

Melihat sepak terjangnya dan tekad dalam memerangi praktik korupsi di Tanah Air, sebagian penasaran dengan kehidupan pribadinya. Terlebih soal harta kekayaan yang dikantonginya selama berkarir di lembaga anti rasuah tersebut.

Menurut data KPK, harta Febri Diansyah pada 2019 lalu hanya Rp815,73 juta, terpotong hutang sebesar Rp488,5 juta. Dari angka tersebut, ada beberapa aset berharga yang dimilikinya, salah satunya tanah dan bangunan senilai Rp600 juta.

Sedangkan isi garasi, atau harta berjalannya sangat sederhana. Nilainya hanya Rp314,5 juta yang terdiri dari 2 unit mobil, dan 2 unit sepeda motor. Keempat kendaraan tersebut bukan tergolong mewah karena dimiliki masryarkat umum.

Untuk kedua motor yang dimaksud adalah Honda CS1 buatan 2008 seharga Rp6 juta. Motor bebek bergaya underbond tersebut salah satu produk gagal Honda, karena tidak begitu laris. Sehingga diputuskan untuk disuntik mati.

Motor keduanya Honda Vario 2013 sehaga Rp8,6 juta. Kemudian mobil yang dimilikinya masuk dalam kelas menengah bawah, seperti Toyota Avanza tipe 1.3 G buatan 2017 yang harganya Rp140 juta, dan Daihatsu Terior Adventure 2017 nilainya Rp160 juta.

 

Share :
Berita Terkait