100kpj – Kendaraan listrik menjadi pilihan baru bagi masyarakat dunia, termasuk juga masyarakat di Indonesia. Apalagi saat ini kendaraan listrik tak hanya digunakan untuk kendaraan pribadi saja, tapi sebagai fasilitas transportasi massal di kota-kota besar.
Seperti misalnya di Jakarta, saat ini sedang diuji coba penggunaan Transjakarta yang memakai unit bus listrik dengan dukungan dari Bakrie Autoparts. Selain itu, kini juga tersedia armada taksi yang memakai mobil listrik, bagi yang membutuhkan kendaraan umum yang lebih privasi.
Chief Executive Officer Bakrie Autoparts, Dinno A. Riyandi mengatakan, Bakrie Autoparts sejak awal mempunyai keinginan untuk menjadi pelopor industri kendaraan listrik, terutama sebagai sarana angkutan massal.
"Keinginan ini timbul karena kami menilai, kebutuhan atas sarana angkutan kendaraan listrik sudah sangat mendesak," ujarnya kepada VIVA Otomotif, Selasa 28 Juli 2020.
Dinno mengatakan, kebutuhan moda transportasi umum ramah lingkungan, terutama yang mengandalkan energi listrik sebagai penggeraknya itu dibarengi dengan beberapa alasan, yakni tingkat polusi udara di kota-kota besar Indonesia yang sangat tinggi.
"Terutama di Jakarta mempunyai tingkat polusi yang sangat tinggi. Selain itu, juga menjadi salah satu kota di dunia yang memiliki masalah kemacetan lalu lintas," kata Dinno.
Perkembangan Kendaraan Listrik
Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri, Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa menurut kajian dari konsultan ekonomi dunia, Indonesia akan menjadi pemain utama dan menjadi pemain yang akan diperhitungkan di pasar global, apalagi Indonesia punya keunggulan di sektor sumber daya alam.
Seperti baterai yang menjadi komponen penting dalam sebuah kendaraan listrik, jika dilihat dari proporsi struktur biayanya baterai itu sampai 45% dari harga kendaraan.
"Nah kita Indonesia, punya kandungan nikel yang luar biasa, apalagi baterai yang berkembang sekarang sampai dengan mungkin 10 hingga 15 tahun kedepan itu komposisi nikelnya besar bisa sampai 40 hingga 60 persen, jadi kita mempunyai suatu pondasi untuk mengembangkan baterai yang merupakan komponen utama di kendaraan listrik," beber Putu.
Selain SDA Indonesia juga punya basis pasar yang cukup luar, Putu mengatakan bahwa rasio kepemilikan kendaraan bermotor roda empat di Indonesia yang masih relatif rendah yaitu 87 kendaraan per 1.000 penduduk.
Lebih lanjut Putu menjelaskan bahwa untuk pengembangan kendaraan listrik ini cukup mempunyai perkembangan yang luar biasa ke depannya.
"Bahkan disaat masa pandemi covid-19, kami memverifikasi ada sekitar 10 kendaraan roda dua, untuk mendapatkan NIK (Nomor Induk Kendaraan), NIK ini adalah dasar untuk memproduksi kendaraan listrik," tambahnya.
Selain kendaraan roda dua, sudah ada juga beberapa perusahaan yang akan kami verifikasi sebagai penyuplai bus, "Ada juga newcomer yang mungkin tahun depan akan melakukan produksi," pungkas Putu.
Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Sinyal Baik untuk Industri Otomotif Nasional