100kpj – Achmad Yurianto tidak lagi menjadi juru bicara pemerintah dalam penanganan kasus covid-19 tepat di 140 harinya bertugas. Posisinya sebagai jubir digantikan Wiku Adisasmito yang ditunjuk langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Hampir 4 bulan dokter Yuri menjadi sorotan karena selalu tampil di televisi untuk menyampaikan perkembangan kasus covid-19 di Tanah Air. Mulai dari jumlah pasien positif, hingga korban yang meninggal diumumkannya.
Dokter kelahiran Malang tersebut saai ini sudah berusia 58 tahun, karirnya di instansi pemerintahan memang cukup cemerlang. Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu memulai karirnya di bidang kesehatan militer Indonesia.
Di balik kesuksesannya menjalani profesi sebagai dokter, Yuri juga memiliki koleksi mobil yang ternyata cukup bikin kaget. Berdasarkan data Komisi Pemberantasn Korupsi, harta kekayaan yang dimilikinya pada 2019 lalu mencapai Rp4,346 miliar.
Meski terlihat tajir, namun isi garasinya tidak tergolong mewah. Sebab, mantan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes itu hanya memiliki dua unit kendaraan roda empat, dan dua unit sepeda motor yang secara total nilainya Rp405 juta.
Dari kedua mobil tersebut, yang pertama adalah Kia Sportage lansiran 2013. Mobil Sport Utility Vehice buatan Korea Selatan itu seharga Rp200 juta di tahun lalu. Lalu Toyota Rush yang dibelinya pada 2013 lalu dengan nilai sekitar Rp150 juta.
Untuk sepeda motor yang dimilikinya, yaitu hanya motor bebek Honda Blade buatan 2012 seharga Rp5 juta. Dan Kawasaki ER6 banderolnya Rp50 juta, motor besar berjenis naked tersebut adalah buatan 2014 yang mengusung mesin 650cc.
Sementara harta bergerak lainnya Rp105 juta, namun tidak disebutkan detil dalam bentuk logam mulia, emas, atau kendaraan. Dan untuk penyumbang terbesar kekayaannya adalah tanah, dan bangunan yang nilainya Rp3,5 miliar di kawasan Bogor, Jawa Barat.
Melansir Unair News, Rabu 22 Juli 2020, Yuri mengawali karirnya sebagai Perwira Utama Kesehatan Daerah Militer V Brawijaya 1987. Lalu meningkat menjadi Kepala Kesehatan Koda Pattimura, sekaligus pemimpin Batalyon Kesehatan Kostrad.
Karirnya terus melonjak setelah menjalani misi kedokteran di Batalyon Infanteri 745/Sampada di Dili Timor Timur pada 1991. Setelah itu pria paruh baya tersebut diangkat menjadi Wakil Kepala Rumah Sakit tingkat II Dustira Bandung Jawa Barat pada 2006.
Ia kemudian menjabat sebagai Wakil Kepala Kesehatan Daerah Militer IV Diponegoro Semarang pada tahun 2008, Kepala Kesehatan Daerah Militer XI Pattimura Ambon Maluku pada tahun 2009, dan Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi Pusat Kesehatan TNI pada 2011.
Kemudian pada tahun 2015, Yuri diminta oleh Menteri Kesehatan Nila Moeloek untuk menempati posisi Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan hingga tengah tahun 2019.