100kpj – Kendaraan taktis atau rantis punya peran penting ketika dalam sebuah peperangan, kemampuannya yang bisa bergerak cepat ditunjang dengan sistem pertahanan dan persenjataan yang mumpuni, membuat mobil perang yang termasuk ke dalam segmen Light Utility Vehicle (LUV) bisa sangat diandalkan dalam berbagai misi khususnya perang di darat.
Tak hanya didukung oleh sistem persenjataan yang canggih, kendaraan taktis juga harus dilengkapi sistem keamanan yang mumpuni salah satunya ban. Pasalnya bagi kendaraan taktis, fungsi ban sangat penting bagi kendaraan yang digunakan untuk menunjang mobilitas pasukan.
Nah, TNI AD akhirnya dapat menggunakan teknologi ban tanpa udara atau airless tyre untuk kendaraan taktis. Dari video yang diunggah Puspen TNI terlihat beberapa kelebihan dari ban tanpa udara ini.
Pengembangan ban unik ini didasari atas banyaknya ranpur dan rantis TNI AD masih menggunakan ban dengan bantalan udara, baik ban konvensional maupun tipe ban run flat tire. Dalam dinamika pertempuran, tentu model ban dengan bantalan udara akan memiliki resiko yang lebih besar dalam operasi.
Pasalnya jika ban konvensional terkena peluru maka kemungkinan untuk bocor sangat besar, ketika bannya bocor atau anginnya berkurang tentu berpengaruh kepada performa rantis tersebut. Sementara jika menggunakan run flat tire, memang ban tidak langsung kempes ketika terkena peluru. Namun bukan berarti anti peluru, karena rantis hanya bisa digunakan sampai jarak tertentu..
Bila ban konvensional saat terkena proyektil maka akan langsung tembus dan bocor, kendaraan berpotensi tidak stabil dan terguling. Dengan run flat tire, memang bisa menahan terjangan proyektil, seperti yang run flat tire yang digunakan pada panser. Namun, bukan artinya run flat tire anti peluru, melainkan ban masih bisa digunakan sampai jarak tertentu saja, sampai kendaraan bisa dibawa dengan dan keluar dari daerah pertempuran. Sementara lain halnya dengan airless tire.
Ban ini tidak akan rusak jika ditembak oleh senjata ringan. Selain itu, tidak akan rusak meski tertusuk benda tajam. Paku besar dapat dilewati dengan mudah. Fitur terpenting adalah anti bocor dan anti pecah ini sangat penting ketika tempur di medan perang, karena ban itu dibuat dengan struktur yang unik, seperti sarang lebah yang berfungsi sebagai penyangga atau peredam.
Dilansir dari VLIX, ban tanpa udara berdiameter 80 cm, bagian luar dari karet alami, lalu bagian dalam seperti sarang lebah dari bahan plyurethane. Ban ini sudah dikembangkan Politeknik Kodiklatad sejak 2019. Pengujian ban sudah dilakukan pada pikap kabin ganda sambil di area perkotaan di Batu, Jawa Timur selama hampir dua jam dengan kecepatan 40-50 km per jam.
Ban tanpa udara racikan prajurit TNI AD saat ini masih dalam tahap penyempurnaan. Konon, TNI AD akan memproduksi ban tersebut namun menunggu restu dari Kasad (Kepala Satuan AD) atau Kemenhan. Lalu kapan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto akan menjajal ban ini?
Baca juga: Maung Tidak Kalah Gagah dengan Rantis Buatan Negara Jagoan Perang