100KPJ

Jet Misterius Dalang Kematian Tentara Turki Ternyata Incaran Prabowo

Share :

100kpj – Sebanyak 7 tentara Turki tewas di Pangkalan Udara Al-Watiya akibat serangan jet tempur misterius. Atas kejadian tersebut mereka mulai meningkatkan sistem pertahan udaranya untuk mengawasi secara ketat basis militer di Libya.

Melansir Daily Sabah melalui Viva Militer, Jumat 10 Juli 2020, Turki juga mengerahkan sistem rudal anti pesawat tercanggihnya S-400 ke Libya. Rudal yang dibelinya dar Rusia itu untuk menandingi kekuatan Tentara Nasional Libya.

Pengunaan S-400 juga sudah berkoordinasi dengan Rusia dan Amerika, mengingat beberapa negara mulai masuk membantu persenjataan Libya. Salah satunya Perancis yang dituding dalang di balik penyerangan Pangkalan Udara Al-Watiya.

Sementara melansir 218news, identitas jet misterius yang menewaskan tentara Turki itu diungkapkan salah satu sumber militer yang dipercaya media setempat. Diduga pesawat tempur tersebut adalah buatan Perancis berjenis Dassault Rafale.

Masih menurut sumber tersebut, jet tersebut berjarak 70 kilometer dari Pangkalan Udara Al-Watiya saat melakukan penyerangan. Bahkan hanya satu unit jet Dassault Rafale yang menghancurkan tempat tersebut dengan senjata yang dimilikinya.

Sebanyak 9 serangan rudal mengancurkan markas tentara Turki dan tentara dari Negara Kesepakatan Nasional atau GNA itu. Saat penyerangan jet tersebut tidak terdeteksi karena sistem pertahanan udara Turki hanya bisa memantau aktivitas udara dalam batas maksimal 30-40 km.

Lantas secanggih apa jet tempur buatan Perancis tersebut?

Menteri Pertahanan Prabowo diketahui sempat kepincut dengan jet tempur Dassault Rafale demi memperkokoh sistem pertahan udara pemerintah Indonesia. Bahkan disebutkan ada 48 unit yang akan diboyongnya masuk ke dalam negeri.

Rafale sendiri merupakan jet tempur multirole buatan Dassault Aviation. Pesawat bermesin ganda (twin-engine) ini memiliki ciri khas sayap delta dan canard (sayap kecil) di depan bagian bawah kokpit.

Dilansir dari laman resmi Dassault-Aviation, Rafale memiliki tingkat aerodinamika tinggi, serta kemampuan manuver zero gravity atau G (+9 G atau -3 G) untuk kestabilan terbang. Bahkan, pesawat itu bisa menerjang udara hingga 11 G dalam keadaan darurat, dengan laju kecepatan pendaratan hingga 115 knot.

Secara dimensi Rafale sebenarnya tidak terlalu besar, namun dirasa cukup untuk mengadakan pertempuran di medan berbukit yang sulit. Panjangnya 15 meter dan tingginya 5 meter. Hebatnya, dengan ukuran yang tak terlalu besar, pesawat bisa mencapai kecepatan maksimum hingga 2.130 kilometer per jam.

Rafale juga telah dilengkapi sistem bantuan-pertahanan terintegrasi bernama SPECTRA yang bisa melindungi pesawat dari serangan udara maupun darat menggunakan teknologi siliman virtual berbasis perangkat lunak. Sehingga, pesawat bisa mendekat ke pertahanan lawan tanpa harus takut terpantau radar.

Sebaliknya, Rafale justru ditanamkan sistem Thales RBE2 berjenis passive electronically scanned array (PESA) yang bisa melacak keberadaan lawan melalui pertarungan jarak dekat.

Selain menggempur musuh di udara, Rafale juga mampu menarget musuh di permukaan darat dengan peralatan mereka bernama alat intai Thales Optronics's Reco New Generation dan juga Damocles electro-optical.

Sedang di bagian persenjataan, pabrikan menyematkan GIAT 30/719B cannon dengan 125 bulatan, rudal jelajah nuklir ASMP-A, peledak yang telah terintegrasi dengan laser, serta perangkat tembak cadangan yang tersembunyi di dalam tubuh pesawat.

 

Share :
Berita Terkait