100kpj - Melakukan perjalanan menjadi hal menarik untuk dilakukan sebagian orang. Terlebih perjalanan yang Anda lakukan bertujuan untuk liburan. Namun ada yang pernah merasa enggak sih, kalau keberangkatan itu lebih lama dibandingkan pulang.
Terlebih tujuan yang Anda targetkan baru pertama kali dikunjungi, biasanya perasaan merasa jauh atau lamanya perjalanan dialami. Nah ternyata fenomena tersebut pernah menjadi bahan penelitian oleh pendidikan tinggi yang berlokasi di Belanda.
Psikolog Sosial Universitas Tilburg, Niels Van der Ven mengatakan, perasaan yang mengganggap bahwa perjalanan pergi lebih lama dari pada pulang itu dinamakan Return Trip Effect (RTE). Hal itu muncul akibat reaksi otak yang lebih sering fokus pada suatu hal yang baru.
“Hal itu berkaitan dengan familitaritas (kebiasaan), semakin seseorang kenal jalan akan terasa cepat perjalanan tersebut,” ujarnya melansir City Lab, Selasa 23 Juni 2020.
Lebih lanjut dia menjelaskan jadi sebenarnya RTE itu merupakan fenomena psikologis yang wajar dialami setiap orang. Sebab saat pulang dari suatu tempat, pengendara sudah pernah merasakan perjalanan itu sebelumnya maka dirasa cepat.
Hal tersebut sebenarnya berhubungan dengan kebiasaan, atau seberapa familarnya orang tersebut dengan jalan yang dilalui. Artinya jika memahami rute yang harus dilaluinya, dan tidak perlu meraba-raba agar sampi tujuan akan timbul perasaan dekat.
Selain yang telah dijabarkan sebelumnya, alasan lain mengapa perjalanan pergi atau berangkat terasa lebih lama, adalah karena pengendara mematok waktu tiba. Sehingga, mau tak mau, harus lebih sering melihat jam.
Hal tersebut menimbulkan efek psikologis bahwa perjalanan pergi terasa jauh lebih panjang. Sedang saat pulang terasa lebih pendek, sebab pengendara tak lagi terbebani ekspektasi waktu untuk tiba.
Menurutnya ketika seseorang baru berangkat ke suatu tempat, terutama tempat yang belum pernah dikunjungI, akan berusaha membaca situasi jalan, dan otaknya hanya terpaku pada rute yang harus dilaluinya.
“Atas dasar itu, ia merasakan perjalanan yang tak sudah-sudah alias berkepanjangan,” katanya.