100kpj – Prestige Image Motorcars atau PIM, sebagai importir umum mobil mewah di Indonesia mengaku penjualannya turun drastis selama virus corona atau Covid-19 mewabah di Tanah Air. Itulah mengapa, mereka mengubah strategi pasar, dari yang sebelumnya konvensional menjadi digital.
Presiden Direktur PIM, Rudy Salim mengatakan, pandemi corona membuat ruang gerak masyarakat menjadi terbatas, bahkan tak boleh berkegiatan di luar rumah sama sekali. Pihaknya pun membuat program Go Digital sebagai upaya menjemput pembeli.
“Kita mulai move to digital. Semua asset kita pindahkan ke digital. Tadinya kita buka di mall-mall, terus kita ubah. Malahan saya sempat mau ekspansi ke tiga-empat mall, tapi enggak jadi. Kita sepenuhnya mau fokus di digital atau online, karena mau enggak mau harus begitu,” ujar Rudy kepada awak media di bilangan Jakarta Utara belum lama ini.
Baca juga: Masuk Indonesia 2022, Puluhan Orang Tajir Antre Beli Tesla Cybertruck
Meski begitu, kata dia, penjualan secara digital agaknya tak semudah yang dibayangkan. Sebab, hal itu justru memunculkan satu fenomena baru, yakni banyak masyarakat yang sekadar menanyakan harga atau ketersediaan unit tanpa sungguh-sungguh ingin membelinya.
“Secara digital, traffic-nya memang besar. Tapi kebanyakan mereka cuma sekadar nanya-nanya doang. Bukan karena mampu beli, tapi karena penasaran aja,” tukas Rudy.
“Tingkat pertanyaan juga tinggi. Dulu mereka yang nanya emang beneran mau beli, sekarang mah nanya cuma kepo, sebatas penasaran aja,” tambahnya.
Sekadar diketahui, selama pandemi, penjualan Prestige turun hingga 80 persen. Meski begitu, Rudy merasa tak terlalu kaget mengingat semua pihak juga merasakan dampaknya. Saat ini, ‘penolong’ dirinya selama masa sulit berasal dari kendaraan bekas pakai.
“Semua model memang turun, kalau penyumbang (penjualan) terbesar masih dari mobil-mobil seken. Meski turun, tapi (penjualannya) masih bisa gerak,” kata dia.
Baca juga: Artis Indonesia Ramai-ramai Beli Mobil Tesla, Cuma Ikut-ikutan?