100KPJ

Terpilih Jubir Covid-19, Dokter Reisa Sempat Singgung Polusi di DKI

Share :

100kpj – Sejak virus corona atau covid-19 menyebar, pemerintah membentuk tim Gugus Tugas untuk melaporkan kasus virus tersebut. Mulai dari pasien positif, korban meninggal, hingga jumlah pasien yang sembuh dinformasikan pemerintah setiap hari.

Achmad Yurianto terpilih menjadi juru bicara pemerintah penanganan covid-19. Maka tidak heran jika setiap hari, tepatnya sekitar sore waktu setempat Anda akan selalu melihat sosoknya di berbagai macam media, untuk melaporkan data covid-19.

Kini Achmad Yurianto tidak sendiri. Pasalnya Dokter Reisa Broto Asmoro akan membantu menjelaskan informasi dan edukasi terkait virus tersebut, karena terpilih sebagai tim komunikasi publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19.

 

Sejak itulah nama dokter cantik tersebut menjad sorotan. Sebelum menjalani profesinya sebagai ahli kesehatan, Reisa adalah mantan Putri Indonesia pada 2010. Namanya melambung setelah mengisi program dokter di stasiun televisi swasta. 

Mengingat gelar Putri Indonesia yang disandang dirinya adalah Lingkungan Hidup, pada 2019 wanita kelahiran 1985 tersebut pernah menyinggung soal tingkat polusi di DKI Jakarta yang dihasilkan dari kendaraan bermotor melalui Instagram pribadinya.

“Astaga Polusi udara Jakarta nomor 1 di dunia. I really don’t know what to say. Sempat syok dan sedih banget, begitu tahu berita kalau beberapa waktu yang lalu, index polusi di Ibu Kota Jakarta sangat buruk,” tulis statusnya seperti dikutip 100KPJ, Selasa 9 Juni 2020.

“Kebayang setiap hari kita enggak bisa milih-milih udara yang kita hirup, dan langsung kepikiran dampaknya untuk kesehatan seperti apa,” tulisnya.

Di unggahan terpisah, pemilik nama lengkap Reisa Kartikasari itu menyebut bahwa gas buang atau emisi karbon dari kendaraan berbahan bakar minyak itu berbahaya bagi kesehatan. Sebab hasil pembakaran mesin mobil atau motor memiliki kandungan zat kimia.

“Tanpa disadari, paparan tersebut memasuki sistem pernapasan dan peredaran darah sehingga menyebabkan kerusakan tubuh terutama bagi orang-orang yg bekerja di lingkungan yang banyak dan sering terpapar oleh asap knalpot ini,” katanya dalam status Instagramnya.

Menurutnya meskipun bahan bakar pada masa sekarang sudah memiliki tingkat polusi yang lebih rendah, namun jumlah polutan tetap tinggi karena terjadi peningkatan jumlah kendaraan. Selain itu, gas buang pada kendaraan tetap bersifat karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan meskipun dalam jumlah yang sedikit. 

“Paparan zat karsinogenik berakibat kerusakan organ dan dapat menyebabkan kanker. Seperti kandungan Benzena dan Timbal yang dapat mengganggu kesehatan. Selain itu, ada dampak dari paparan gas buang kendaraan terhadap sistem pernapasan, di antaranya, dapat Menurunkan kadar oksigen dalam tubuh dan bahkan dapat menimbulkan kerusakkan saluran pernapasan seperti asma, sampai kanker paru,” tukasnya.

 

Share :
Berita Terkait