Tapi sayangnya, jumlah armada bajaj di Ibu Kota belakangan kian menipis. Hal itu diperburuk dengan aturan pembatasan operasional yang membuat ruang gerak mereka tak cukup leluasa.
Baca juga: Rusuh Demo George Floyd, Mobil Dodge hingga Mercy Jadi Korban Jarahan
Itulah mengapa, Djoko meminta pemerintah turun tangan supaya bajaj kembali diminati masyarakat Jakarta. Misalnya dengan melonggarkan aturan pembatasan, serta membekali kendaraan dengan argometer dan layanan pemesanan berbasis digital. Maka dengan begitu, ia yakin, bajaj bakal menjadi primadona baru saat new normal mulai berlaku.
“Guna lebih mempopulerkan bajaj, pemerintah dapat menghilangkan pembatasan wilayah operasi, sehingga menjadi lebih leluasa layaknya motor,” terangnya.
“Pada setiap kendaraan, setelah dipasangi sekat permanen, dapat pula diwajibkan dipasangi meteran penghitung ongkos atau argometer, metode pembayaran nontunai, dan penerapan sistem pemesanan secara daring,” kata dia menambahkan.