100KPJ

New Normal, Sudahkah Pemerintah Siapkan Transportasi Umum yang Aman?

Share :

100kpj – Dalam waktu dekat, Indonesia bakal menyambut era normal baru atau new normal pada kondisi pandemi Covid-19. Itu tandanya masyarakat bisa kembali berkegiatan namun harus mematuhi sejumlah protokol kesehatan yang berlaku.

Salah satunya yakni tetap menjaga jarak atau physical distancing. Sebab, saat berada di luar ruangan, kita bakal bertemu orang tak dikenal. Berjauh-jauhan tentu membuat potensi penyebaran virus berkurang.

Baca juga: Waduh, Biaya Pemerintah untuk Pasien Corona Lebih Mahal dari Avanza Baru

Namun dalam praktiknya, masih banyak masyarakat yang saling berhimpitan karena faktor keadaan. Yakni, saat berada di angkutan umum seperti kereta maupun bus kota. Itulah mengapa, keputusan pemerintah memberlakukan new normal sempat ditentang lantaran belum mampu menghadirkan transportasi massal yang aman.

Dalam keterangan resminya di berbagai media, Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan mengatakan, sejatinya new normal bukan sekadar kondisi yang bisa berjalan tanpa kesiapan matang. Sebab tanpa persiapan, dikhawatirkan bakal terjadi hal-hal tak diharapkan.

“ITW mengingatkan pemerintah tidak hanya fokus pada persiapan pelaksanaan new normal, tetapi juga harus disertai persiapan pelayanan di bidang transportasi dan angkutan umum. Serta mendorong pemerintah dan semua pihak di bidang lalu lintas dan angkutan jalan supaya siap menjelang penerapan new normal atau tata kehidupan baru dalam situasi wabah Covid-19," ujarnya, dikutip Selasa 2 Juni 2020.

Lebih jauh, Edison berharap, pemerintah mampu menghadirkan transportasi umum dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. Hal itu merupakan langkah wajib untuk menunjang mobilitas masyarakat Indonesia—terutama di wilayah perkotaan—yang tergolong tinggi.

"Karena untuk memenuhi sosial distancing, setiap kendaraan angkutan umum hanya boleh mengangkut penumpang sebanyak 50 persen dari jumlah penumpang yang semestinya. Tentu angkutan umum yang tersedia saat ini tidak akan mampu melayani masyarakat,” terangnya.

“Jika kondisi seperti itu dibiarkan, nantinya penerapan new normal akan gagal sekaligus menggali kubur bagi para pelaku usaha di bidang transportasi angkutan umum. Sebab dengan jumlah penumpang separuh dari kapasitas angkut, tidak akan bisa memenuhi biaya operasional," kata dia menambahkan.

Terlepas soal itu semua, Edison meminta pemerintah bisa memberi jaminan keselamatan kepada masyarakat yang berkegiatan selama periode new normal berlangsung.

"ITW meminta apa pun alasannya, pemerintah harus memastikan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran (Kamseltibcar) lalu lintas angkutan umum tetap terjaga saat penerapan new normal dilaksanakan. Agar seluruh masyarakat aman, nyaman, serta selamat saat melaksanakan kegiatan," tutupnya.

Share :
Berita Terkait