100kpj – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma naik pitam di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat, 29 Mei 2020, lalu. Dalam video yang beredar di kalangan wartawan, ia berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon genggam dengan nada keras.
Risma mengamuk karena dua mobil PCR bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk Surabaya, ‘diserobot’ Gugus Tugas (Gugas) Covid-19 Jawa Timur dan dialihkan ke daerah lain. Amarah Risma meletup ketika ia mendengar informasi bahwa dua mobil PCR dari BNPB yang diperbantukan khusus untuk warga Surabaya dialihkan Gugas Jatim ke daerah lain.
Menanggapi hal tersebut, pimpinan DPRD Kota Surabaya mendorong pemerintah kota setempat membeli mobil laboratorium polymerase chain reaction (PCR) dengan menggunakan APBD guna melakukan rapid test dan swab covid-19 secara cepat kepada warga Surabaya. "Surabaya semestinya mampu membeli mobil laboratorium PCS itu," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti dikutip dari Antara, Senin 1 Juni 2020.
Menurut dia, pihaknya berharap Pemkot Surabaya bisa segera ambil keputusan pengadaan mobil PCR tersebut. Tentunya, lanjut dia, hal itu akan makin memperkuat upaya pemkot melakukan tes cepat dan swab COVID-19 bagi warga Surabaya.
Upaya tersebut, kata Reni, sangat dibutuhkan menyusul angka warga yang terkonfirmasi positif covid-19 secara kumulatif di Kota Surabaya saat ini sudah melampaui 2.300 orang. "Dengan memiliki mobil PCR secara mandiri, Surabaya akan lebih cepat menjalankan tes secara masif," ujarnya.
Saat ditanya mengenai harga mobil PCR itu, Reni mengatakan pihaknya sempat bertanya langsung kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada saat rapat paripurna di DPRD Surabaya pada 28 Mei lalu. "Saat itu saya sempat bertanya kepada bu wali kota berapa harganya mobil PCR, beliau (Wali Kota Risma) bilang kurang lebih Rp10 miliaran," katanya.
Mobil PCR tersebut menggunakan mobil Toyota HiAce keluaran 2019 yang selama ini banyak digunakan untuk mobil travel. HiAce menggandalkan mesin bertipe 2KD-FTV berkapasitas 2.494 cc, dengan tenaga mencapai 101 hp dan torsi 260 Nm dan berbahan bakar diesel.
Mobil ini memiliki sistem keselamatan yang memadai dilengkapi dengan parking sensor, dual SRS airbags dan juga sistem pengereman ABS. Mobil ini dijual dengan harga Rp 475,25 juta sedangkan model Premio Rp 516,6 juta.
Kemudian apa saja modifikasi pada mobil PCR? Menurut keterangan dari BNPB, minivan ini mampu membawa 2 unit mesin PCR, 2 unit mesin ekstraksi, 4.992 buah ekstrakit dan 4.992 PCR kit. Dengan peralatan yang cukup lengkap ini maka proses identifikasi hasil swab dalam dilakukan dalam waktu 40 menit.
PCR yang terdapat pada kabin Toyota HiAce itu punya teknologi baru, yakni dengan reagen padat. Interiornya mengadopsu fitur negative pressure yang dilengkapi sistem double High Efficiency Particulate Air (HEPA) sehingga udara bebas virus.
Baca juga: Mobil Asal Korsel Tantang Toyota Fortuner dengan Teknologi Modern