100KPJ

Penanganan Corona Buruk, Ekspor Mobil RI Terancam Diambil Alih Vietnam

Share :

100kpj – Mewabahnya virus corona atau Covid-19 di Indonesia membunuh berbagai sektor industri, salah satunya otomotif. Bahkan, jika dalam penanganannya tak menunjukkan hasil membaik, jatah ekspor mobil di Tanah Air terancam direbut negara lain.

Sekadar diketahui, hingga hari ini, Indonesia masih kelimpungan menghadapi corona. Bukan turun, angka penambahan pasien di dalam negeri justru bertambah dari hari ke hari. Kenyataan itu berbanding terbalik dengan negara tetangga, yakni Vietnam dan Thailand yang dinilai berhasil memerangi virus mematikan tersebut.

Baca juga: Kaget Lihat Mobil Terlaris di RI per April, Bukan Avanza atau Innova

Ketua Umum Gabungan Asosiasi Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, Yohannes Nangoi mengatakan, saat ini pasar otomotif di Indonesia sedang berada dalam periode sulit. Hal itu semakin diperburuk apabila jatah ekspor Tanah Air benar-benar diambil alih dua negara tersebut.

“Kondisi pasar otomotif di Indonesia saat ini susah, dalam arti tidak bisa memproduksi. Sekarang khawatir porsi ekspornya diambil alih negara lain,” ujar Nangoi melalui konferensi virtual, baru-baru ini.

“Kondisi Thailand dan Vietnam lebih baik dari Indonesia terkait pengendalian virus corona. Jangan sampai mereka mengambil jatah ekspor mobil dari Indonesia karena kedua negara tersebut kondisinya sudah mulai stabil,” tambahnya.

Lebih jauh, Nangoi memprediksi, ekspor mobil Indonesia pada tahun ini bakal turun 20 persen akibat pandemi corona. Target penjualan ke luar negeri yang semula berada di angka 350-450 ribu unit, harus direvisi atau diubah menjadi hanya 175-200 ribu saja. Namun tak menutup kemungkinan, angka tersebut mengalami perubahan kembali.

“Kita terus bekerja keras bersama pemerintah untuk memberikan stimulus, sehingga saat pandemi virus corona berakhir di Indonesia, industri otomotif di sini bisa terus tumbuh,” terangnya.

Baca juga: Corona Bikin Pemilik Kendaraan di Indonesia Lebih Melek Teknologi

Sebagai tambahan, stimulus yang dimaksud Nangoi meliputi relaksasi pajak, kemudahan proses impor, serta optimalisasi kapasitas produksi yang tersedia.

Baca juga: Orang Jepang Bingung Lihat Kijang Innova di Indonesia, Kok Bisa?

Share :
Berita Terkait