Memang tidak diketahui alasannya, namun terlihat warga itu mencopot masker saat keluar rumah. Namun jika kejadian tersebut benar adanya, artinya sangat menindas warganya dengan perlakuan dari pemerintah setempat saat penerapan karantina wilayah.
“Even if martial law is declared, there wl still be some people who try to go out,” tuli status akun tersebut seperti dikutip 100KPJ, Selasa 5 Mei 2020.
Melansir data worldometers, Selasa 5 Mei 2020, di seluruh dunia sebanyak 3.646.304 juta orang terjangkit covid-19. Dari data tersebut jumlah kematian 252.425 orang, dan pasien yang berhasil sembuh dari virus pandemik itu mencapai 1.200.296 juta.
Tercatat negara yang menjadii penderita covid-19 terbanyak di dunia adalah Amerika Serikat dengan jumlah ppenduduk mencapai 1.212.900 yang positif. Kemudian urutan kedua ada Spanyol dengan angka 248.301 orang, dan Italia 211.938 orang.
Sementara dari daftar negara yang terjangkit covid-19, Indonesia ada diperingkat ke-35 dengan jumlah 11.587 orang. Menurut data yang dirilis pemerintah, dari angka tersebut jumlah pasien yang masih dalam perawatan sebanyak 8.769.
Sedangkan yang meninggal 864 orang, dan yang berhasiil dinyatakan sembuh 1.954 orang. Maka demi memutus mata rantai penyebaran covid-19, setiap negara memiliki aturan yang berbeda-beda. Jika negara lain menyebut karantina wilayah adalah lockdown, berbeda dengan Indonesia
Pemerintah di Tanah Air memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengawasi ruang gerak masyarakat di luar rumah. Warga diperbolehkan keluar rumah atau melakukann kegiatan, namun dengan protokol pencegahan covid-19.