100kpj – Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyebut pemerintah harusnya berterima kasih kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, karena telah menunda menggunakan uang negara untuk keperluan alutsista.
“Terima kasih sedikit sama Prabowo. Enggak kedengeran suaranya,” ujarnya saat acara Indonesia Lawyer Club di tvOne.
Menurutnya, dengan tidak menandatangani proyek alutsista Ketua Umum Partai Gerindra itu telah menghemat uang negara. Dengan begitu saat virus corona melanda Indonesia, pemerintah masih bisa memanfaatkan anggaran yang ada.
“Dia menghemat Rp3,4 miliar dollar diem-dime. Total Rp50 triliun, karena biasanya total mark-up alutsista itu ratusan persen, ada yang ribuan persen. Dia maksimum 10 persen, di atas 10 persen dia enggak mau tanda tangan,” tuturnya.
Setelah sanjungan untuk Prabowo itu dilontarkan terkait penghematan anggaran negara, nama Rizal Ramli menjadi sorotan. Tak terkecuali soal harta kekayaan yang dimilikinya, mengingat statusnya juga sebagai pakar ekonomi atau ekonom senior.
Menurut laporan hasil kekayaan yang dikantongi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 12 Oktober 2015, pundi-pundi milik Rizal Ramli mencapai Rp24.618.675.832 miliar. Artinya ada peningkatan dari 2001 yang totalnya Rp8.509.361.000 miliar.
Memang sudah cukup lama tidak ada pembaharuan soal harta pria kelahiran Padang tersebut. Namun jika berkaca pada kekayaan di 2015, ternyata dari angka puluhan miliar tersebut alat transportasi dan mesin yang dimiliki nilainya hanya Rp370 juta.
Harta berjalan atau alat transportasi itu, yakni 2 mobil Toyota, pertama Harrier dengan tahun produksi 2003. Mobil berjenis Sport Utility vehicle tersebut harganya tertera Rp150 juta, yang berasal dari penghasilan sendiri sejak 2007 silam.
Kedua adalah Camry, mobil jenis sedan yang dibuat pada 2010 itu harganya Rp220 juta, hasil sendiri yang diboyong pada 2010. Politikus 65 tahun tersebut sempat memiliki Honda Accord lansiran 2000 dan mobil Honda bbuatan 2001 yang ditidak dijelaskan modelnya.
Selain kendaraan roda empat, masih ada harta tidak bergerak untuk tanah dan bangunan nilainya mencapai Rp19.120.563.000 miliar. Lalu harta bergerak lainnya berupa batu mulia, barang-barang kesenian dan lain-lain nilainya Rp850 juta.