Lebih jauh lagi, ucapan Jokowi itu mengingatkan dirinya dengan peristiwa beberapa tahun silam yang juga berkaitan dengan perbedaan pendapat mengenai makna bahasa.
“Ketika kasus Al Maidah ayat 51 menjebloskan Ahok ke penjara, muncul terjemahan ayat yang baru. Kata ‘wali’ yang semula diartikan pemimpin, diubah massal menjadi teman setia. Sampai ada perusahaan yang ikut mencetak terjemahan Al Quran baru untuk keseragaman itu,” terangnya.
Ia pun bertanya-tanya, apakah kasus tersebut bakal kembali terulang? Jika iya, tanya Zul, mungkinkah Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI juga turut direvisi pemerintah?
“Akankah ada cetakan baru Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk kasus mudik dan pulang kampung? Perlukah ada perubahan seperti kasus terjemahan Al Quran surat Al Maidah 51 yang dulu itu? Kita tunggu saja,” kata dia.