100KPJ

Stafsus Belva Punya Kekayaan Rp1,3 Triliun, tapi Mobilnya Cuma Ini

Share :

100kpj – Staff Khusus atau Stafsus Milenial Presiden Joko Widodo, Adamas Belva Delvara dikenal sebagai sosok yang berhasil meraih kesuksesan di usia muda. Bahkan, pendiri aplikasi belajar online Ruang Guru itu pernah masuk daftar 'Forbes 30 Under 30' pada beberapa waktu silam.

Di usia yang baru memasuki 29 tahun, Belva telah merasakan berbagai hal yang orang lain ingin rasakan. Ia lulus dari dua perguruan tinggi ternama dunia, yakni Stanford dan Harvard, lalu mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan, kemudian yang terakhir bisa kerja bersama dengan orang nomor satu di Indonesia.

Baca juga: Intip Kekayaan Hary Tanoe, Mobilnya Saja Bernilai Puluhan Miliar

Kesuksesannya itu tentu sejalan dengan penghasilan yang berhasil ia kumpulkan. Bahkan, menurut penelusuran VIVA dari laporan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, Kamis 16 April 2020, Belva diketahui memiliki kekayaan dengan jumlah mencapai Rp1,3 triliun.

Kendati bergelimang harta, namun Belva tak senang menghamburkan uangnya. Hal itu terlihat melalui kendaraannya yang tidak tergolong mewah, yakni Honda HR-V lansiran 2014. Mobil yang berangkat dari segmen SUV itu kini dijual mulai dari Rp290 jutaan.

Berbeda dengan Belva, sebagian nama Stafsus Milenial Presiden lainnya justru menyimpan mobil yang lebih mewah. Padahal, angka kekayaan mereka tidak lebih tinggi dari Belva.

Misalnya Andi Taufan Garuda Putra, sebagai pendiri financial technology Amartha yang namanya sedang ramai dibicarakan usai beredar surat yang mengatasnamakan Sekretariat Kabinet RI dan ditandatangani olehnya. Pria asal Bogor itu memiliki kekayaan bernilai Rp531 miliar serta satu unit mobil mewah BMW seri 7.

Belva Siap Mundur dari Jabatannya

Belakangan, ramai beredar kabar jika dirinya terlibat konflik kepentingan terkait program kartu prakerja setelah aplikasi Ruang Guru ditunjuk pemerintah sebagai media pendampingan kepada para pengangguran. Belva pun menyatakan siap mundur dari jabatannya sebagai Stafsus Presiden jika tuduhan itu terbukti benar.

"Saya sedang konfirmasi ulang ke Istana apakah memang ada konflik kepentingan. Saya sendiri tidak ikut proses seleksi mitra. Jika ada, tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apa pun," kata dia.

Share :
Berita Terkait