100kpj – Industri otomotif Indonesia memang cukup seksi, dengan market yang besar beragam merek global berbondong-bondong menancapkan kuku bisnisnya. Mulai dari brand Eropa, Korea Selatan, Jepang sampai China turut hadir.
Wuling Motor menjadi salah satu merek pendatang baru. Hadir di Tanah Air pada 2017 lalu dengan menggelontorkan uang mencapai triliunan demi mendirikan pabrik produksi, jaringan diler, hingga pengembangan produk.
Baca juga: Bocoran Harga dan Spesifikasi SUV China-Inggris Pesaing Almaz dan HR-V
Bukan hanya Wuling, selang beberapa waktu kemudian hadir lagi merek asal Tiongkok, yakni DFSK atau Dongfeng Sokon. Jenama blasteran Hongkong tersebut dikelola oleh PT Sokonindo Automobile sebagai agen pemegang mereknya.
Menariknya DFSK juga ikut mendirikan pabrik perakitan dan produksi di kawasan Serang, Banten. Maka semua produk yang ditawarkan oleh kedua merek asal Tirai Bambu tersebut sudah buatan lokal dengan harga yang lebih kompetitif.
Lain halnya dengan pendatang baru MG Motor Indonesa. Sebagai langkah, produsen mobil blasteran Inggris dan China tersebut masih menjual produk impor. Produk pertama yang dirilis ke pasar bulan ini adalah Sport Utility Vehicle (SUV).
Mobil SUV tersebut adalah MG ZS, yang statusnya dibawa utuh alias CBU (completely built up) dari Thailand. Seperti yang disampaikan Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika.
“MG Motor itu sudah mulai mendiskusikan sekarang impor hanya untuk perkenalan (per bulan 50 unit). Nanti mereka lihat perkembangan enam bulan sampai satu tahun ini setelah itu akan masuk (produksi),” uajrnya di JCC, Jakarta.
Lebih lanjut Putu menjelaskan, jika secara penjualan dan penerimaan produk mereka bagus di pasar maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan produksi lokal dipercepat. Namun masa evaluasi yang ditetapnya adalah satu tahun.
“Ya kan kalau investasi dilihat skala ekonomi, kalau skala ekonomi enggak, memang mau gantung diri (rugi dirikan pabrik). Dia yakin banget kalau bisa bersaing. Kaya saudaranya (Wuling), masa dia enggak bisa,” sambungnya.
Saat disinggung nilai investasi yang akan digelontorkan MG Motor untuk mendirikan tempat perakitan atau produksi, Putu enggan membocorkannya. Tidak menutup kemungkinan, bahwa MG Motor akan memanfaatkan pabrik Wuling sebagai aliansinya.
“Ya diawal ketemu saya masih wacana seperti itu (pakai pabrik Wuling) karena masih banyak yang bisa digunakan (line produksi). Awalnya pake kapasitas yang belum terpakai,” katanya.