100kpj – Selain produk roda dua, masyarakat Indonesia juga sangat menyukai mobil-mobil buatan Jepang. Bahkan, dominasinya di pasar Tanah Air membuat merek lain asal Eropa dan Amerika Serikat silih berganti tutup pabrik karena penjualannya tak kunjung membaik.
Salah satu merek Jepang yang kerap melahirkan produk-produk berstatus laris, ialah Toyota. Sepanjang tahun lalu, perusahaan roda empat itu berhasil menjual sebanyak 331.797 unit mobil secara wholesales. Mobil jenis MPV mereka, Avanza, menjadi penyumbang terbesar dengan angka penjualan 86.374 unit.
Di bawah Toyota, ‘penguasa’ mobil di Indonesia dipegang merek asal Jepang lain, yakni Daihatsu. Kemudian, secara berturut-turut ada Honda, Mitsubishi, dan juga Suzuki. Dari daftar 10 perusahaan dengan penjualan terbaik sepanjang 2019 yang diumumkan Gaikindo, delapan di antaranya merupakan nama asal Jepang.
Baca juga: Mengapa Avanza Bisa Laku Keras di Indonesia?
Hal itu memicu satu pertanyaan besar, mengapa masyarakat Indonesia sangat menyukai mobil buatan Jepang? Padahal, merek-merek asal China dan negara lain berani menawarkan produk berharga murah dengan teknologi dan mesin yang tak kalah canggihnya.
Pengamat otomotif senior sekaligus pengajar Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu menyebut, orang Indonesia sangat menyukai mobil Jepang karena secara kultural memang sudah memiliki kedekatan emosional. Selain itu, besarnya populasi mobil tersebut di dalam negeri membuat masyarakat kita percaya akan kualitasnya.
Dirinya menambahkan, mobil Jepang yang menuai sukses di Tanah Air rata-rata bermain di segmen menengah bawah. Itulah mengapa, kata dia, kemudahan mengakses layanan purna jual serta stabilitas harga saat dijual kembali menjadi faktor yang sedemikian penting. Dalam kasus itu, merek Jepang terbukti berhasil.
“Segmen pasar bawah sampai menengah yang disasar merek Jepang di Indonesia ini masih berkutat di cara pandang pentingnya kemudahan mengakses layanan purna jual dan suku cadang. Selain itu, mobil Jepang juga mudah dan cenderung harganya stabil saat dijual kembali. Hal itu yang jadi keunggulan,” ujarnya kepada 100KPJ melalui sambungan telfon.
“Tapi terlepas dari semuanya, pasar otomotif Indonesia memang sudah ‘Jepang minded’. Begitulah warna konsumen kita di sini, mereka juga tak bisa dipisahkan dari tren,” kata dia menambahkan.