Padahal menggunakan hands-free juga menjadi potensi terbesar terjadinya kecelakaan, terutama saat menelepon. Sebab otak dipaksa berpikir hal yang sedang dibicarakan, sehingga kosentrasi pengemudi menajdi pecah dan kurang waspada.
Namun balik lagi, tergantung apa yang sedang dibicarakan dengan lawas bicaranya saat itu. Sementara menurut hasil penilitian lainnya menyebut, untuk umur 70 tahun kondisi otak ketika mengemudi akan lebih lamban merespon kondisi sekitar.
Salah satu studi menyebut bermain HP saat mengendarai mobil ternyata juga lebih bahaya dari pada keadaan mabuk karena alcohol. Resiko kecelakaan saat menuliskan pesan singkat di HP 6 kali lebih memungkinkan terjadi kecelakaan dari pada mabuk.
Belum termasuk dengan kegiatan menelpon yang menyebabkan kecelakaan terjadi hingga 23 persen, artinya jika dismpulkan memang sangat bahaya mengoperasikan HP ketika berkendara. Oleh sebab itu, beberapa negara sangat melarang keras.
Bahkan negara bagian Australia Barat di Perth menaikkan denda bagi pengemudi mobil yang diketahui sedang mengoperasikan HP. Melansir ABC Australia, denda yang dibebankan untuk pelanggar tersebut meningkat dari 400 dolar Australia menjadi 1.000 dolar atau setara Rp10 juta.
Hal itu dilakukan untuk membuat jera, mengingat sepanjang tahun lalu 31 orang meninggal dunia karena keceakaan yang disebabkan hilangnya kosentrasi saat mengemudi. Salah satu penyebab kecelakaan karena hilangnnya kosentrasi itu adalah bermain HP.