100kpj – Pada dua tahun silam, Indonesia menandatangani nota kesepakatan yang disodorkan Rusia terkait pembelian jet tempur Sukhoi SU-35 yang jumlahnya mencapai 11 unit. Namun sayang, ada beberapa hal yang membuat proses distribusinya terhambat. Mulai dari perkara imbal dagang, sampai ancaman yang dilayangkan Amerika Serikat.
Setelah lama menunggu kepastian, Indonesia melalui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, sempat menyatakan minatnya memboyong jet tempur lain bernama Rafale Dassault. Akan tetapi, beberapa media luar menyebut pesawat buatan Perancis itu merupakan produk ‘gagal’ yang tak begitu laku di pasaran.
Baca juga: Duh, Jet Rafale Incaran Menhan Prabowo Ternyata Pesawat Abal-abal?
Prabowo pun kembali memalingkan perhatiannya ke Sukhoi SU-35. Kepastian itu diterima setelah Ketua Umum Partai Gerindra itu bertemu Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoygu di Moskow, pekan lalu.
Kabarnya, salah satu poin penting dalam pembicaraan tersebut ialah rencana Prabowo membeli 11 unit jet tempur Sukhoi Su-35 senilai US$1,14 miliar atau setara Rp15,57 triliun. Setidaknya, hal itu yang disampaikan Duta Besar RI untuk Rusia, Wahid Supriyadi di hadapan para pewarta dari berbagai media.
"Ya tadi disinggung juga (soal pembelian Sukhoi), itu tinggal tunggu proses saja," ujarnya.
Pertemuan Shoygu dengan Prabowo tersebut bermakna penting karena berlangsung jelang 70 tahun hubungan diplomasi antara Rusia dan Indonesia. Tidak hanya itu, Shoygu menyebut Kemenhan Rusia siap berpartisipasi dalam peringatan HUT RI ke-75 yang jatuh pada 17 Agustus 2020 mendatang.
Sebagai informasi, SU-35 sebenarnya merupakan jet tempur yang berstatus sebagai produk generasi keempat. Artinya, pesawat itu masih berada di tingkatan yang sama dengan F-14 Tomcat buatan Amerika Serikat yang tergolong cukup tua. Akan tetapi, Rusia mengaku, ada beberapa penyempurnaan teknologi yang membuat SU-35 tampil bagaikan generasi kelima.
SU-35 mempunyai sistem kontrol terpadu baru yang dikembangkan MNPK Avionika Moscow-based Research and Production Association. Kontrol tersebut secara bersamaan melakukan fungsi beberapa sistem, di antaranya kendali jarak jauh, kontrol otomatis, sistem sinyal pembatas, sistem sinyal udara, dan sistem pengereman roda.
Baca juga: Menhan Prabowo Mau Jor-joran Beli Jet Tempur, Sri Mulyani Bilang Gini
SU-35 juga telah dilengkapi sistem kontrol radar baru dengan antena array bertahap (Irbis-E) yang mampu mendeteksi dan melacak hingga 30 target udara, serta mempertahankan kontinuitas pengamatan yang melibatkan delapan obyek sasaran. Menariknya, jet buatan Negeri Beruang Putih itu bisa memantau wilayah udara hingga kejauhan 400 kilometer dari titik pusat.
Di bagian dapur pacu, SU-35 menggunakan mesin 117S yang dikembangkan NPO Saturn Research and Production Association dengan mode dorong mesin hingga 14.500 kgf.
Pada sisi persenjataan, sudah tertanam peluru kendali udara-ke-udara jenis vympel, kanon internal Gryazev-Shipunov GSh-30-1 dengan 150 peluru, bom dan roket terpandu laser, serta perangkat tembak cadangan yang tersembunyi di dalam tubuh pesawat.