100KPJ

Melihat Seberapa Tajir 'Harta Berjalan' Roy Suryo

Share :

100kpj – Baru-baru ini Pakar Telematika Roy Suryo telah melaporkan petinggi Sunda Empire Rangga Sasana ke Polda Metro Jaya, atas dugaan telah mengubah sejarah berdirinya PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) dan NATO di Wikipedia. Rangga diketahui sempat menyebut bahwa PBB dan NATO berdiri di Gedung Isola, Bandung. Di luar dari perseteruan mereka, ada yang menarik untuk dibahas terutama soal harta berjalan mantan menteri Pemuda dan Olahraga tersebut.

Diketahui Roy Suryo memiliki 50 mobil Mercedes-Benz yang sempat terparkir di garasi rumah dinasnya, puluhan mobil buatan Jerman tersebut juga dimiliki sang ayah. Dia mengaku sudah tertarik dan mulai mengkoleksi Mercy sejak 1998.

Alasan politikus partai Demokrat tersebut memilih Mercy, karena meski umurnya sudah cukup lawas, namun sampai saat ini masih terlihat menarik. Selain itu mobil tersebut tetap nyaman digunakan, serta memiliki komponen yang awet.

“Orang yang menggunakan Mercy mau model Batman tahun 65-an, model Kentang tahun 60-an, Kebo tahun 70-an, Tiger tahun 1980-1985 model Boxer itu dilihatnya sampai sekarang masih cakep,” ujarnya.

Menurutnya jika dibandingkan dengan mobil jenama lain, untuk lansiran 1980-an saja sudah tdak terlalu menarik dilihat. Berbeda dengan Mercedes-Benz Tiger atau series E-Class misalnya, yang masih dianggap bagus dan menawan dari segi desain ekterior.

Selain itu memiliki mobil berlogo Three Pointed Star tersebut juga menguntungkan. Menurutya salah satu koleksinya yang saat itu dibeli hanya belasan juta rupiah, sempat ada yang berani bayar Rp100 juta karena memiliki nilai sejarah, namun tidak untuk diperjual belikan.

“Sekarang mobil itu harganya bisa sampai ratusan juta rupiah. Tapi saya setiap membeli tidak berniat untuk dijual lagi,” tuturnya. Seperti diketahui, koleksi Mercy miliknya yang palinng berharga dan memiliki umur tertua adalah series K700 lansiran 1935.

Sementara menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), pada 2014, mobil Mercy yang mengatasnamakan dirinya hanya 35 unit, dan yang paling tertua tahun produksi 1956 nilainya Rp42 juta, sampai tahun 2010 yang termuda dengan nilai Rp360 juta. 

Share :
Berita Terkait