100kpj – Mobil memiliki sejarah panjang di pentas otomotif Tanah Air. Sejak puluhan tahun lalu, keberadaannya selalu kita jumpai di berbagai titik jalan. Bahkan, kini jumlah kendaraan roda empat yang beredar di Indonesia mencapai puluhan juta unit.
Dalam perkembangannya, harga mobil di dalam negeri terus meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai hal menjadi penyebab, mulai dari inflasi ekonomi sampai pemutakhiran produk yang membuat nilai jualnya kian melejit.
Baca juga: Mengintip Brosur Motor Zaman Dulu, Paling Mahal Rp260 Ribuan
Menariknya, di pertengahan tahun 1980-an, ketika jumlah mobil di Indonesia masih sedikit dan hanya kalangan tertentu saja yang memilikinya, harga kendaraan tersebut pernah sangat murah. Malah, yang termahal hanya Rp24 juta, sedang yang termurah berkisar Rp3,4 jutaan.
Hal itu terungkap dari potongan surat kabar lama berjudul "Harga Mobil Tetap Stabil". Melihat brosur tua tersebut, tentu membuat pencinta roda empat di era sekarang mengalami keterkejutan hebat. Sebab, jika bercermin pada nilai rupiah saat ini, pembeli bisa membawa pulang mobil kapan saja.
Di masa itu, merek mobil terlaris di Indonesia ialah Honda. Pabrikan asal Jepang tersebut membanderol sedan hatchback andalannya, Civic, di harga Rp13,5 juta. Sedang Accord yang kini bernilai Rp650 jutaan, kala itu hanya dilepas ke konsumen di angka Rp21,3 juta.
Selain itu, Raksasa otomotif asal Jepang lain, Toyota, juga menghargai produknya sedemikian ‘murah’. Mereka menjual minibus Hi Ace seharga Rp6,25 juta, serta Corolla di harga Rp16,9 juta. Kemudian ada juga Daihatsu yang menjajakan mobil pikapnya di angka Rp3,4 jutaan saja.
Melalui surat kabar tersebut, bisa diketahui bahwa harga mobil Jepang termahal hanya berada di kisaran Rp24 juta. Padahal dengan harga yang sama saat ini, biaya sebesar itu hanya bisa digunakan untuk membeli kendaraan roda dua.
Baca juga: Harga Bekas Honda Win Kian Tak Masuk Akal, Pedagang Beberkan Faktanya
Namun untuk diketahui, meski harga mobil saat itu murah, namun kesanggupan masyarakat untuk membelinya tak mudah. Sebab, pendapatan rata-rata pekerja di Indonesia tahun 1980-an, masih jauh lebih rendah dari tahun sekarang. Selain itu, perbandingan nilai uang dulu dan kini juga tak sama. (re2)