100kpj – Sebagai upaya memperkokoh pertahanan udara, Pemerintah Indonesia berniat membeli jet tempur canggih buatan Perancis bernama Dassault Rafale. Tak tanggung-tanggung, Menteri Pertahanan atau Menhan Prabowo Subianto menyebut ada 48 unit pesawat yang siap didaratkan ke Tanah Air.
Menurut sumber internal di laman berita Prancis, LaTribune.fr, dikutip Rabu 22 Januari 2020, pembelian ini bakal diwujudkan dalam kesepakatan antar-pemerintah Perancis dan Indonesia yang diharapkan bisa dicapai dalam waktu dekat.
Baca juga: China Mengancam, Menhan Prabowo Mau Borong 48 Jet Tempur Rafale
Rafale sendiri merupakan jet tempur multirole buatan Dassault Aviation. Pesawat bermesin ganda (twin-engine) ini memiliki ciri khas sayap delta dan canard (sayap kecil) di depan bagian bawah kokpit. Lantas, seberapa hebat burung besi itu hingga Prabowo kepincut menghadirkannya ke Indonesia?
Dilansir dari laman resmi Dassault-Aviation, Rabu 22 Januari 2020, Rafale memiliki tingkat aerodinamika tinggi, serta kemampuan manuver zero gravity atau G (+9 G atau -3 G) untuk kestabilan terbang. Bahkan, pesawat itu bisa menerjang udara hingga 11 G dalam keadaan darurat, dengan laju kecepatan pendaratan hingga 115 knot.
Secara dimensi Rafale sebenarnya tidak terlalu besar, namun dirasa cukup untuk mengadakan pertempuran di medan berbukit yang sulit. Panjangnya 15 meter dan tingginya 5 meter. Hebatnya, dengan ukuran yang tak terlalu besar, pesawat bisa mencapai kecepatan maksimum hingga 2.130 kilometer per jam.
Rafale juga telah dilengkapi sistem bantuan-pertahanan terintegrasi bernama SPECTRA yang bisa melindungi pesawat dari serangan udara maupun darat menggunakan teknologi siliman virtual berbasis perangkat lunak. Sehingga, pesawat bisa mendekat ke pertahanan lawan tanpa harus takut terpantau radar.
Sebaliknya, Rafale justru ditanamkan sistem Thales RBE2 berjenis passive electronically scanned array (PESA) yang bisa melacak keberadaan lawan melalui pertarungan jarak dekat.
Selain menggempur musuh di udara, Rafale juga mampu menarget musuh di permukaan darat dengan peralatan mereka bernama alat intai Thales Optronics's Reco New Generation dan juga Damocles electro-optical.
Baca juga: Indonesia Bikin Pesawat Pengintai Tanpa Awak, Speknya Sadis Juga
Sedang di bagian persenjataan, pabrikan menyematkan GIAT 30/719B cannon dengan 125 bulatan, rudal jelajah nuklir ASMP-A, peledak yang telah terintegrasi dengan laser, serta perangkat tembak cadangan yang tersembunyi di dalam tubuh pesawat.
Kabarnya, harga per unit Rafale mencapai Rp1,5 triliun. Lantas jika Indonesia ingin memembeli 48 unit, maka harus merogoh kas negara hingga Rp72 triliun. (re2)