Lantas, mengapa fenomena sembunyinya merek China di balik embel-embel ‘nasional’ belakangan sedang marak? Pengamat otomotif senior sekaligus dosen Institut Teknologi Bandung, Yannes Pasaribu menyebut, hal itu hanya akal-akal perusahaan Negeri Tirai Bambu, agar mendapat atensi lebih dari masyarakat Indonesia.
“Sejauh ini mereka (merek China) menggunakan label ‘nasional’ untuk keperluan branding saja. Mereka kelihatannya mau menjual isu nasionalisme demi keuntungan pribadi,” ujar Yannes melalui sambungan telepon, Rabu 15 Januari 2020.
Baca juga: Klaim Produk Nasional, Elvindo Kok Mirip Motor China?
Yannes juga menjelaskan, alasan mengapa hanya perusahaan asal China saja yang berani bertindak demikian. Menurut dia, hal itu berkenaan dengan produk mereka yang bisa dibeli dalam kondisi 'white label'.
“Hanya China satu-satunya negara yang mau menjual produk tanpa mereknya (white label) ke negara lain untuk nantinya di-relabelling dan dijual sesuai kesepakatan,” kata dia. (re2)