100kpj – Hubungan Amerika Serikat dan Iran masih memanas dalam beberapa pekan terakhir. Terbunuhnya Pemimpin Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassem Soleimani ditanggapi warga setempat dengan penuh amarah. Jika nantinya pertempuran benar terjadi, maka ‘gesekan’ di area udara tentu tak bisa dihindari.
Di atas kertas, kekuatan udara Amerika masih lebih unggul dibandingkan Iran. Salah satu jet tempur andalannya, F22 Raptor diklaim sebagai pembunuh utama di medan angkasa. Berbeda dengan Iran yang masih mengandalkan Grumman F-14 Tomcat berusia tua.
Dilansir dari National Interest, Selasa 14 Januari 2020, F22 Raptor diklaim sebagai jet tempur paling canggih yang ada di dunia saat ini. Bahkan, laman tersebut menyebutnya sebagai suatu keajaiban teknologi, lantaran fitur, ketangguhan, serta persenjataan yang tertanam di dalamnya sangat lengkap, dan tak banyak dimiliki pesawat lain.
F-22 menggabungkan kemampuan siluman dan kecepatan supersonik, yang dapat melaju tepat di atas Mach 1.8 dengan avionik terintegrasi dan kelincahan ekstrim. Artinya, saat bertempur di area bertebing atau berbukit, pesawat ini bisa bergerak aktif melalui cela-cela kecil yang ada.
Baca juga: Ngeri, Mengukur Kekuatan Tank Militer AS vs Iran Jika Perang Darat
Hebatnya lagi, F-22 bisa menembakkan rudal Raytheon AIM-120D AMRAAM dengan jangkauan 96 mil atau sekira 155 kilometer dari titik tembak. Kemampuan tersebut tentu membuat tentara udara Amerika bisa melakukan pertempuran jarak jauh dengan melesatkan rudal itu dari area yang tak terpantau pasukan lawan.
Satu hal yang menjadi keunggulan F-22 ialah kemampuannya ‘menghilang’ menggunakan fitur siluman. Jadi ketika sedang terlibat pertempuan, sedang persediaan senjatanya habis, pesawat tersebut bisa menyelinap dan tak terdeteksi lawan hingga jarak 300 meter. Teknologi itu juga bisa difungsikan untuk memata-matai lawan sebelum benar-benar melakukan serangan.
Baca juga: Natuna Bergejolak, Intip Persediaan Kendaraan Tempur RI Hadapi China
Dibandingkan pesawat Iran, F-22 tentu jauh lebih unggul. Sebab, F-14 Tomcat milik negeri padang pasir itu merupakan unit tua yang dibeli pula dari Amerika. Sebenarnya, mereka sempat memperbarui Tomcat-nya dengan avionik dan senjata baru, tetapi hanya segelintir unit yang dalam kondisi bisa diterbangkan. Mungkin sedikitnya, 20 pesawat.