100kpj – Sejak pertama kali hadir di Indonesia, merek mobil asal Jepang, Isuzu memang dikenal berkat produk bermesin diesel-nya. Bahkan hingga saat ini, mobil yang dipasarkan ke konsumen di Tanah Air semuanya menggunakan komponen pembakaran tersebut.
Paling kondang, tentu Isuzu Panther. Apalagi, setelah peristiwa angkot yang berhasil menerabas banjir Jakarta awal tahun, namanya pun kian sering diperbincangkan. Selain itu, ada juga SUV Isuzu D-Max, pick-up double cabin Isusu D-Max, dan pasukan mobil komersial isuzu Elf, Isuzu Giga, dan juga Isuzu Traga.
Nah, mungkin sebagian dari kalian, terutama yang mengikuti perkembangan Isuzu sejak lama, bertanya-tanya, mengapa sih merek mobil yang bermarkas di Tokyo itu kerap membuat produk bermesin diesel?
Baca juga: Anti Macet, Sebentar Lagi Taksi Terbang Bakal Beredar di Lokasi Umum
Dikutip dari beberapa sumber, Jumat 10 Januari 2020, hubungan antara Isuzu dan mesin diesel rupanya sudah bermula sejak 86 tahun lalu. Hal itu diawali dari upaya Automobile Industries Co., Ltd. yang merupakan nenek moyang Isuzu Motors Ltd melakukan riset mengenai pengembangan mesin.
Dua tahun setelahnya, mereka berhasil membuat mesin diesel berpendingin udara buatan Jepang pertama yang diberi kode D6A dan DA4. Mesin ini yang menjadi fondasi pengembangan mesin diesel Isuzu di kemudian hari.
Pada awalnya, mesin diesel buatan Isuzu hanya digunakan kendaraan sipil dan militer saja. Barulah pada 1941, ketika perusahaan tersebut masih menyandang nama Automobile Industries dan melakukan merger dengan beberapa pengembang otomotif lain, pemerintah setempat memberikan restu untuk memasangkan mesin diesel ke tubuh mobil penumpang.
Setelah itu, Isuzu terus mengembangkan mesin tersebut, salah satu contohnya dengan meluncurkan mesin DA80 yang merupakan mesin diesel V8 pertama buatan Jepang pada 1950. Termasuk juga membuat mesin diesel pertama untuk mobil penumpang pada 1961 dengan kode mesin DL201.
Tahun berganti tahun. Setelah merasa nyaman bermain di ‘panggung’ diesel, Isuzu pun memilih fokus di pasar tersebut. Itulah mengapa, mereka nampak seperti tak tertarik menghadirkan mobil bertenaga lain. Meski demikian, hal itu terbilang baik untuk menguatkan ciri serta karakter pabrikan. (re2)
Baca juga: Diiringi Lagu The Beatles, Video Perpisahan VW Kodok Bikin Baper